Ketum PBNU Gus Yahya Ajak Umat Islam Muhasabah Terkait Kasus Pembakaran Al-Qur'an

Gus Yahya Ajak Umat Islam Muhasabah Terkait Pembakaran Al-Qur'an
Gus Yahya Ajak Umat Islam Muhasabah Terkait Pembakaran Al-Qur'an (Foto : Istimewa)

Antv – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang dikenal sebagai Gus Yahya, ikut angkat bicara terkait kasus pembakaran Al-Qur'an.

Gus Yahya mengajak seluruh umat Islam untuk merefleksi diri dan bermuhasabah terkait kasus pembakaran Al-Qur'an yang belum lama terjadi di Eropa.
 
Gus Yahya mengatakan, umat Islam harus memahami seperti apa Islam hadir di tengah masyarakat dunia pada saat ini.

"Bagaimana persepsi masyarakat dunia terhadap Islam selama ini?" kata Gus Yahya, Rabu (2/8/2023).
 
Gus Yahya mengatakan umat Islam harus berpikir tentang bagaimana Islam harus difungsikan secara konstruktif untuk ikut serta membangun peradaban yang lebih baik bagi semua orang.
 
Dia mengajak para pemimpin agama, khususnya Islam, untuk menelaah kembali apa permasalahan dari umat Islam itu sendiri.
 
"Karena kalau ada orang membakar mushaf Al-Qur'an, berarti pasti ada masalah, kan mushaf Al-Qur'an gak ada salahnya, kok dibakar? masalahnya apa?," tuturnya.

Diketahui, aksi pembakaran al-Quran kembali terjadi di Eropa , tepatnya di Jerman. Sebuah al-Quran dibakar dan dibuang di depan sebuah masjid di Jerman barat daya.

Hal itu diungkapkan kelompok payung Turki-Muslim DITIB, Senin waktu setempat. Insiden itu terjadi di depan Masjid Mimar Sinan di kota Maulbronn, yang terletak di negara bagian Baden-Wurttemberg.

Itu dilakukan oleh sebuah kendaraan yang bergerak. Direktur asosiasi masjid, Osman Adibelli, mengatakan kejadian itu terjadi pada Sabtu malam, 8 Juli 2023, lalu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengirim pesan bersama guna mengecam keras pembakaran Al Quran di beberapa negara Eropa.
 
Dalam pertemuan luar biasa para menlu anggota OKI yang berlangsung pada Senin (31/7), Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa mentoleransi pembiaran atas penistaan kitab suci Al Quran yang dihormati oleh miliaran umat Muslim di dunia.
 
“Melalui pertemuan OKI itu kita menegaskan kembali posisi Indonesia bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh mencederai mereka yang memiliki kedekatan dan penghormatan terhadap kitab-kitab suci yang sakral sifatnya,” kata Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah.