Bilal Indrajaya hingga The Panturas Siap Tampil di Irama Nusantara, HTM Gratis!

Bilal Indrajaya dan The Panturas
Bilal Indrajaya dan The Panturas (Foto : Instagram @iramanusantara)

Kemudian Mahendra mengatakan, industri musik populer merupakan cermin wajah kebudayaan nasional yang menunjukkan adanya sisi pemikiran, ide, kreativitas, untuk melahirkan karya seni orisinal.

“Hal ini bagian dari upaya juga untuk memberikan apresiasi besar kepada para musisi nasional yang telah menorehkan catatan sejarah baik terhadap perjalanan industri musik populer di Indonesia sehingga dapat terus dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” ucap Mahendra.

Bisik-Bisik Musik adalah program diskusi beragam isu terkait industri musik dan selingkar problematika yang mengikutinya. Esensi dari program ini mengangkat tema-tema obrolan musik yang kerap muncul dalam berbagai lingkup pergaulan pencinta musik Indonesia, dan kemudian dibahas dengan melibatkan narasumber-narsumber yang memiliki integritas dan kompetensi pada bidangnya.

img_title
Pameran Arsip - Irama Nusantara. (Foto: Istimewa)

Program ini akan dibuat dalam sembilan sesi selama dua hari dengan rentang topik antara lain "Merekam Kota Lewat Musik," "Melacak Perubahan Agraria Indonesia Lewat Musik Populer," "Festival Musik dan Penghadiran Kembali Musik Lawas Indonesia," "Hitung-Hitung HKI untuk Rilisan Ulang," sampai "Membentuk Wacana Kesejarahan Budaya Populer di Indonesia."

Program Manager Irama Nusantara, Gerry Apriryan menyebut, selama sepuluh tahun terakhir wacana terkait arsip data musik telah mencuat di kalangan internal Irama Nusantara dan dirasakan informasinya masih jarang tersampaikan ke masyarakat.

“Sehari-hari kami (Irama Nusantara) berinteraksi dengan kalangan yang hanya sekadar nongkrong, tanya-tanya tentang koleksi, musisi yang penasaran ingin cover, atau pakai beberapa lagu lama, sampai akademisi internasional yang cari tahu untuk subyek penelitiannya. Irama Nusantara menganggap bila diskusi Bisik-bisik Musik digelar lalu diketahui publik maka muncul pemahaman urgensi arsip karena selalu aktual dengan kondisi dan fenomena yang terjadi di masa kini,” papar Gerry.