Kasus video mesum Ariel 'Noah' yang melibatkan Luna Maya dan Cut Tari kembali disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/8).
Gugatan yang diajukan oleh Lembaga Pengawasan Pengawalan Penegak Hukum Indonesia (LP3HI) ini untuk diajukan Praperadilan tentang status tersangkan yang disandang oleh Luna Maya dan Cut Tari yang masih belum ada kejelasan tentang kelanjutan kasus tersebut.
Hakim tunggal Florensani Susana memberi putusan atas gugatan praperadulan kasus tersebut yang diajukan oleh LP3HI. Setelah melalui beberapa pertimbangan, putusan hakim menolak gugatan yang diajukan LP3HI dan tidak menerima eksepsi LP3HI dalam kasus dugaan video mesum yang melibatkan tiga artis papan atas Indonesia tersebut.
Belum adanya surat perintah penghentian penyidikan dari Kepolisian yang berwenang menangani kasus tersebut dan status tersangka masih melekat pada Luna Maya dan Cut Tari.
"(Memutuskan) menolak eksepsi pemohon satu dalam perkara menyatakan permohonan praperadilan dari pemohon tidak dapat diterima," ujar Ketua Majelis Hakim, Florensani Susana, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/8). Lebih lanjut, Kurniawan sebagai pemohon dari LP3HI menjelaskan bahwa putusan ditolaknya praperadilan oleh Majelis Hakim sudah diduga olehnya.
"Ini sebenarnya sudah kita duga dari awal, karena memang hampir semua penyidik selalu beralasan seperti itu, tidak ada SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) Formil, tetapi yang perlu disadari juga ada pertimbangan hakim bahwa proses penyidikan atau proses penanganan perkara pidana itu sifatnya harus cepat harus segera, nah konsekwensinya adalah ini membuat penyidik mau tidak mau memperjelas statusnya mereka berdua, ini perkara mau diteruskan atau dihentikan", ucap Kurniawan ditemui usai persidangan.
Seperti diketahui, sudah delapan tahun lamanya kasus dugaan video mesum yang melibatkan Luna Maya dan Cut Tari berlalu. Selama jangka waktu itu pula, polisi belum merampungkan berkas perkara kasus yang terjadi pada 2010 tersebut.
