Ditreskrimum Polda Metro Jaya Tangkap Anggota Polisi yang Menganiaya Pelaku Kasus Narkoba

Ditreskrimum Polda Metro Jaya Tangkap Anggota Polisi
Ditreskrimum Polda Metro Jaya Tangkap Anggota Polisi (Foto : Ilustrasi - Pixabay)

Antv – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya telah menangkap S, salah satu anggota Kepolisian yang buron karena telah melakukan penganiayaan yang menyebabkan kematian terhadap DK (38), yang terlibat dalam kasus narkoba.
 
"Sudah tertangkap," kata Kepala Unit I Sub Direktorat Kendaraan Bermotor (Ranmor ) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Ipik Gandamanah saat dikonfirmasi di Jakarta, seperti dikutp dari Antara, Senin (28/8/2023).
 
Ipik menjelaskan buronan yang merupakan anggota Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya yang berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) tersebut ditangkap di wilayah Bandung, Jawa Barat.
 
"Sudah ditangkap sekitar delapan hari lalu," katanya.
 
Namun Ipik tidak menjelaskan secara rinci terkait kronologi penangkapan AKP S tersebut. Dia hanya menyebutkan penyidikan kasus tersebut telah tuntas dan berkas perkara untuk tahap satu segera dilimpahkan ke Kejaksaan.
 
"Perkara sudah berkas dan segera dikirim JPU, untuk pemberkasan tidak ada masalah," katanya.

Polda Metro Jaya telah menetapkan tujuh  anggota dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan terhadap pelaku kasus narkoba berinisial DK (38) hingga tewas.
 
"Sudah ditetapkan tersangka dan ditahan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (28/7/2023).
 
Hengki menjelaskan, tujuh anggota itu adalah AB, AJ, RP, FE, JA, EP dan YP. Kemudian, ada satu orang yang dikembalikan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya karena belum ditemukan tindak pidana.
 
Meski begitu, pihak Kepolisian belum merinci bentuk pelanggaran yang dilakukan sehingga menyebabkan terduga pelaku kasus narkoba tersebut meninggal dunia.
 
"Adanya tindakan dari unit yang melaksanakan penyelidikan terkait dengan jaringan narkoba kemudian melakukan kekerasan eksesif sehingga mengakibatkan seseorang meninggal dunia," tandas Hengki.