Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi

Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi
Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi (Foto : )
Petani di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, sedang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Lima jenis pupuk subsidi yakni Urea, ZA, PNK, SP36 dan POG (Pupuk Organik) langka sejak Januari 2021.
Petani di daerah yang dikenal sebagai lumbung pangan NTT itu pun menjerit. Sebab padi yang ditanam pada Januari 2021, belum sekali pun disirami pupuk. Padahal untuk mendapatkan hasil yang maksimal, idealnya sampai tiga kali penyiraman.Seperti yang dikeluhkan Gabriel Haman. Petani asal Rentung Desa Belang Turi Kecamatan Ruteng ini mengaku rugi banyak karena biaya yang dikeluarkan pada musim tanam pertama tahun 2021 terbuang percuma."Untuk musim tanam paruh pertama jangan harap kita panen normal sebabnya padi yang saya tanam tidak dipupuk, hanya mengandalkan humus tanah. Saya kebetulan petani kere, sangat bergantung pada pupuk subsidi, mau beli yang nonsubsidi ya mahal uang tidak cukup," tutur Gabriel, Selasa (24/3/2021), dikutip dari viva.co.id.Disampaikannya, krisis pupuk yang dialami petani di Manggarai bukan kali ini saja. Informasi yang diterima petani terkait masalah pupuk subsidi juga sangat mengecewakan. Pengecer pupuk,lanjut dia, terpaksa menjadi sasaran amarah petani.“Pemerintah tidak jujur mengaku apa sebab pupuk itu tak dibagikan. Kalau pun ada yang dapat jumlahnya sangat sedikit. Kami tanya kepala desa, kades bilang tanya pengecer. Terpaksa kami ngamuknya di pengecer di desa kami,” ungkap Gabriel.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Manggarai Yoseph Mantara, mengaku kelimpungan mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi di Manggarai yang terjadi tiap tahun.Ia menerangkan, masalah kelangkaan pupuk subsidi yang terjadi selama bertahun-tahun dikarenakan pasokan pupuk dari PT Pupuk Kaltim dan PT Petro Kimia Gresik, selaku produsen pupuk bersubsidi yang ditunjuk Pemerintah, jauh dibawah kebutuhan pupuk yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Manggarai."Kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya lebih kurang sama tetap seperti itu, antara kebutuhan dan alokasi jauh," ujar Yoseph, dikutip dari viva.co.id.Dia juga mengaku selalu melakukan evaluasi terkait masalah ini. Termasuk menghadirkan para distributor, TNI, kepolisian dan kejaksaan.Untuk Kabupaten Manggarai, penyaluran pupuk bersubsidi ditangani dua distributor yakni PT. Mega Pelita yang diberi tanggung jawab mendistribusikan pupuk urea. Perusahaan tersebut ditunjuk PT Pupuk Kaltim.Kemudian, satunya lagi PT Tani Mandiri melayani pupuk di bawah kendali  PT Peteo Kimia Gresik meliputi NPK, SP 36,ZA dan pupuk organik. Kepala Bidang Penyuluhan, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Yuliana Adur mengatakan, jumlah pupuk subsidi yang dialokasikan Pemerintah Pusat pada tahun 2021 untuk Kabupaten Manggarai hanya 5.560 ton. Jumlah itu 20,27 persen dari 26.828 ton pupuk yang diusulkan.Dijelaskan Yuliana Adur, kebutuhan 26.828 ton pupuk berdasarkan data NIK yang diinput ke dalam sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani Elekronik, atau e-RDKK petani sebanyak 38.948 NIK."Untuk tahun 2021,kebutuhan pupuk memang kita berbasis NIK yang kami input dalam e-RDKK, jadi total NIK yang terinput 38.948 tetapi dari 38.948 hari ini dilakukan verifikasi oleh pihak BRI untuk penerbitan kartu tani," urai Yuliana, dikutip dari viva.co.id.Ditambahkannya, alokasi pupuk sebanyak 5.560 ton yang dialokasikan Pemerintah sangat tidak cukup jika dibandingkan dengan total luas garapan petani Manggarai sebesar 5.275 hektare. Defisit jumlah pupuk subsidi otomatis berimbas pada menurunnya hasil produksi pertanian di Kabupaten Manggarai.Kemudian untuk mengantisipasi kekurangan kuota pupuk bersubsidi tersebut, Yuliana berharap agar petani berupaya untuk membeli pupuk nonsubsidi meskipun harganya cukup tinggi.“Satu-satunya cara untuk mengatasi kekurangan pupuk bersubsidi, petani harus berani untuk membeli pupuk non subsidi,"tutupnya.