Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi

Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi
Waduh! Daerah Lumbung Pangan di NTT Malah Kesulitan Pupuk Bersubsidi (Foto : )
Distributor Pupuk Menyerah
Di tengah terjadinya krisis pupuk subsidi yang tak kunjung selesai, membuat distributor ketakutan. PT Tani Mandiri, salah satu distributor yang selama 15 tahun dipercayakan menangani pupuk subsidi terpaksa mundur.Surat pernyataan pamit sebagai distributor telah dikirim ke PT Petro Kimia Gresik selaku produsen yang bermitra dengan PT Tani Mandiri selama ini.Direktur PT Tani Mandiri Hendrik Tionardi saat dihubungi menjelaskan, pengunduran diri perusahaan nya menyalurkan pupuk terkait dengan minimnya alokasi pupuk dari produsen yang tak kunjung diperbaiki."Banyak tantangan dalam penyaluran pupuk bersubsidi karena semakin hari semakin memberatkan. Karena apa, jelas sekali karena subsidi ini kan sangat amat terbatas,"ungkap Hendrik, dikutip dari viva.co.id."Produsen dalam hal penyaluran mengancam posisi kita sebagai distributor. Kita minta 200 ton yang dikirim hanya 50 ton. Itu kan kemudian jadi masalah sementara petani dan pengecer tidak mau tahu soal ini, sehingga mereka marah-marah ke kita," bebernya.
Tionardi mengaku miris dengan kondisi di mana terjadi keterbatasan alokasi pupuk subsidi saat ini. Hal tersebut terjadi di saat yang sama Pemerintah mengeluarkan kebijakan yakni menyiasati dosis penggunaan pupuk."Sekarang PNK diturunkan dari 300 kg per hektare menjadi 174 kg per hektare. Urea dari 150 kg menjadi 50 kg per hektare. Begitu juga jenis pupuk lainnya. Kebijakan macam ini sehingga perlu dipertanyakan karena sangat merugikan petani," ungkap Hendrik Tionardi.Selain itu, dia mangatakan bahwa terpaksa mundur sebagai distributor dikarenakan suplai pupuk dari gudang produsen di Reo sangat terbatas. Sementara, produsen menuding distributor tidak sanggup menebus pupuk dalam jumlah lebih."Boleh diinvestasigasi, apakah memang pupuk dari produsen yang di gudang Reo itu setiap saat tersedia. Persoalan yang kami hadapi ini sangat kompleks, kami sendiri tidak mampu, sementara dari produsen tidak melindungi. Padahal antara produsen, penyalur dan pengecer ibarat 1 tubuh yang harus bekerja sama,"jelasnya. Viva