Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi Membangkitkan Pariwisata Indonesia

Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi Membangkitkan Pariwisata Indonesia (Foto KPCPEN)
Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi Membangkitkan Pariwisata Indonesia (Foto KPCPEN) (Foto : )
Selama pandemi Covid-19, pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak sangat berat.
Terlebih dengan adanya pembatasan berbagai aktivitas dan mobilitas masyarakat demi memutus transmisi penularan Covid-19.Setahun pandemi berjalan, pariwisata di Indonesia berangsur bangkit dengan berbagai adaptasi.Dengan adanya vaksinasi Covid-19, kebangkitan sektor pariwisata Indonesia bisa semakin laju.Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas karena menyumbang lapangan kerja bagi 34 juta masyarakat di seluruh Indonesia.Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan vaksinasi untuk pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan satu langkah kolosal untuk kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif.“Langkah ini dimulai di Bali pada 27-28 Februari. Ini wujud gerak cepat dan kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” ujarnya dalam Dialog Produktif Inspirasi Senin bertema Vaksinasi Datang Pariwisata Gemilang yang diadakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (1/3/2021).Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  Sandiaga Uno, prediksi tahun 2021 menunjukkan tren positif.“Konsensus para analis menyebutkan di 2021 Indonesia akan bangkit. World Bank memprediksi ekonomi Indonesia akan positif 3,1 persen di 2021. Bahkan, IMF memperkirakan ekonomi akan tumbuh 4,8 persen tahun ini dan 6 persen di 2022,” katanya.Bersiap menghadapi kebangkitan pariwisata, Sandiaga Uno menyiapkan tiga langkah, yaitu inovasi produk dan destinasi wisata sesuai tren. Kemudian adaptasi dan kolaborasi.“Fokus pada segmen dalam negeri dulu. Adaptasi dengan tetap disiplin protokol kesehatan 3M dengan mendorong Destinasi bersertifikasi CHSE (clean, health, safety, and environmental sustainability),” ujarnya.Pandemi mengubah tren pariwisata dari mass tourism ke sustainable tourism. Preferensi traveling customized, personalized, localized, dan smaller in size untuk mengurangi transit dan contactless.“Sekarang yang banyak dicari adalah pariwisata berbasis budaya berbasis alam terbuka. Nature dan culture. dari tadinya hanya melihat laut pasir putih sinar matahari sekarang mencari keheningan, keberlanjutan, spiritualitas dari kunjungannya ke tempat pariwisata,” jelas Sandi.Program lain yang disiapkan adalah destinasi yang didasari free covid corridor di mana destinasi di daerah zona hijau mulai dibuka untuk pariwisata mancanegara.Khusus terkait kondisi Bali di masa pandemi, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan dampak Pandemi sangat terasa pada pariwisata dan perekonomian.“Hotel sudah kosong, restoran sepi. Untuk pertama kali dalam sejarah, pertumbuhan ekonomi di Bali mengalami kontraksi yang paling dalam sampai mencapai 12 persen. Catatan terburuk selama ini di Bali dan terendah secara nasional dalam 2020,” ungkapnya.Karena itu, Gubernur Wayan Koster sangat menyambut baik program vaksinasi Covid-19 bagi kalangan pelaku pariwisata ini. “Untuk kembali menghidupkan pariwisata Bali, tidak ada pilihan selain mengendalikan pandemi terlebih dulu dan menjadikannya daerah zona hijau,” jelasnya.Wayan Koster mengungkapkan bahwa Bali telah menyiapkan dua area untuk penerapan free covid corridor, yaitu di Nusa Dua dan Ubud.Dalam rangka segera membangkitkan kembali pariwisata di Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, Sandiaga Uno menegaskan perlunya bergerak bersama dan tidak akan bisa hanya kerja sendiri-sendiri.Hal senada diungkapkan Presiden Direktur Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.“Semua bisa berkontribusi dengan keahlian masing-masing dalam rangka memecahkan masalah pandemi yang dihadapi secara global,” ujarnya.Vaksinasi dalam sektor pariwisata yang berlangsung di Bali merupakan wujud sebuah kolaborasi dari berbagai pihak.Pemerintah pusat melalui kementerian Kesehatan dan Kemenparekraf bekerja bersama Pemerintah Provinsi Bali beserta jajarannya dan pihak swasta, yaitu Grab Indonesia.“Untuk bergerak cepat dengan jangkauan luas perlu inovasi dan teknologi,” jelas Ridzki Kramadibrata.Menurut Ridzki, ada tiga hal yang dilakukan dalam vaksinasi pelayan publik bidang pariwisata di Bali.“Pertama inovasi drive thru yang merupakan pertama di Asia Tenggara. Kemudian mencapai operational excellence melalui pendekatan teknologi. Karena harus cepat dan banyak maka perlu melakukan optimasi dalam proses yang sesuai standar. Selain itu merangkul masyarakat untuk jangkauan yang lebih luas,” tuturnya.Kebangkitan pariwisata adalah sinyal kebangkitan Indonesia. Vaksinasi merupakan satu dari beberapa pilar penanganan Covid-19.“Namun jangan terlena. Meski vaksinasi sudah mulai harus tetap harus disiplin penerapan protokol kesehatan 3M dan 3T. Indonesia harus bertahan, mengambil peluang, dan menang dari pandemi Covid-19 dengan terus beradaptasi menjalankan protokol kesehatan secara disiplin,” pesan Sandiaga Uno