Cerita Anak Tukang Sayur Peraih Beasiswa S2 di AS, Sempat 53 Kali Gagal

anak tukang sayur beasiswa
anak tukang sayur beasiswa (Foto : )
untuk dunia gaya hidup dan juga menekuni bidang media sosial. Ia juga mengajar di pesantren atau mengajar fisika, baik di kampus juga di sekolah untuk Olimpiade Sains tingkat Aceh.

53 Kali Gagal Dapat Beasiswa

“Saya dari dulu tuh pengin banget ke luar negeri.Tapi sudah (bulat), Aula, ke luar negeri, naik pesawat, tapi enggak boleh dibayar sama diri sendiri,” kenang Aula.Inilah yang membuatnya dikenal sebagai ‘scholarship hunter’ alias pemburu beasiswa sejak kuliah. Tercatat sudah 53  kali sudah Aula mendaftar beasiswa, tidak ada satu pun yang berhasil.“Selama S1 saya coba berbagai beasiswa, short course, conference, exchange program ke luar negeri selalu mendapat penolakan,” jelasnya.Mimpi untuk menuntut ilmu ke Swedia, Portugal, Republik Ceko, Taiwan, dan negara lainnya pun kandas.“Apakah memang diriku tidak pantas untuk ke luar negeri atau apa?” tambahnya.Hingga akhirnya ia mendengar teman-temannya mendaftar beasiswa USAID prestasi untuk program S2 di Amerika. Ia hanya bisa pasrah. Tidak berminat lagi kuliah ke luar negeri.“Coba sekali lagi,” kata Aula menirukan omongan ibunya saat itu.Aula pun lalu mengisi formulir beasiswa ke-54 tanpa ada keinginan dan tujuan untuk lolos. Baginya ambisi untuk lolos sudah tidak ada lagi. Apalagi ketika pertama kali mendaftar tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sebagai persyaratan, Aula gagal mendapat nilai yang ia inginkan.“Saya pulang ke rumah, saya nangis di depan ibu,” ceritanya.Mak pun kembali menyemangati si bungsu. “Ibu bilang, 'nanti daftar lagi,'” kata Aula.Aula mengatakan kepada Mak bahwa dirinya tidak punya uang.“'Mak, kasih uang,'” kata Aula yang mengingat kembali kata-kata ibunya saat itu.Aula mengerti keadaan Mak yang waktu itu tidak punya uang.“Ya, jualan sayur mana banyak uang sih, palingan 20 ribu atau 10 ribu (rupiah) per hari untung,” katanya.Semangat Mak kembali mendorongnya untuk ikut kembali mengambil tes TOEFL. Kebetulan ada seorang teman yang meminta Aula untuk menerjemahkan sebuah jurnal dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.Aula mendapat bayaran Rp500 ribu  dari temannya. Ternyata uang itu cukup membayar biaya tes TOEFL dengan media kertas. Aula pun kembali tes dan berhasil mendapat nilai yang diinginkan.

Dapat Beasiswa ke AS

Akhirnya Aula menginjakkan kakinya di Amerika pada bulan Juni tahun 2018 lalu. Ia berhasil terpilih menjadi satu diantara 23 orang Indonesia yang mendapat beasiswa USAID prestasi untuk kuliah ke Amerika.Ia diterima di Lehigh University di Bethlehem, Pennsylvania, yang masuk ke dalam daftar 50 universitas nasional terbaik di Amerika menurut situs U.S. News & World Report.[caption id="attachment_256505" align="alignnone" width="855"] Aula di kampusnya, Lehigh University, AS (Foto: Instagram@fa_aula)[/caption]Aula memilih jurusan