Cerita Anak Tukang Sayur Peraih Beasiswa S2 di AS, Sempat 53 Kali Gagal

anak tukang sayur beasiswa
anak tukang sayur beasiswa (Foto : )
“Saya masih ingat, ketika SD dulu, kakak-kakak pernah cerita, bahkan harus sekolah tanpa ada uang jajan. Bahkan kita sakit pun, sakit dalam kondisi sakit demam dan sebagainya itu nggak boleh libur. Tetap harus berangkat ke sekolah,” cerita pria kelahiran November 1993 ini.Dengan keuntungan penghasilan sekitar sepuluh hingga dua puluh ribu per hari dari berdagang sayur, orang tua Aula tidak pernah memperbolehkan anak-anaknya membantu mencari uang.“(Almarhum ayah) akan marah. Apalagi kita harus libur sekolah gitu. Jadi memang pendidikan tetap yang utama di keluarga kita,” kata Aula.Tentu saja dalam bersekolah untuk meraih pendidikan harus dilalui dengan berbagai perjuangan. Itulah yang Aula rasakan di setiap jenjang sekolah.“Ketika SMP, kakak harus jual apa gitu (perhiasan), supaya bisa saya masuk sekolah,” katanya.Hal ini kembali terjadi ketika masuk ke jenjang SMA, kakak Aula juga menjual barang untuk membantu sang adik membayar uang sekolah.Keterbatasan ekonomi di keluarga, membuat Aula semakin giat belajar. Alhasil, segudang prestasi di dunia akademik selalu diraihnya. Mulai dari juara pidato, cerdas cermat, olimpiade fisika dan matematika, 
public speaking
, hingga MTQ (Majelis Tilawatil Qur’an).Pada 2010 saat duduk di bangku SMA, Aula meraih sederetan penghargaan di ajang Festival Film Anak Aceh atas hasil karya filmnya yang berjudul “Masihkah Punya Harapan?”Film pendek berdurasi sekitar 15 menit yang ia garap hanya dalam satu bulan ini bercerita tentang seorang anak yang berasal dari keluarga kaya namun tidak diizinkan untuk bersekolah.Anak ini lalu kabur dari rumah, rela mengemis dan menyemir sepatu demi bisa mengenyam pendidikan. Film ini memang terinspirasi dengan kehidupannya sendiri, namun dengan sedikit  ‘plot twist’  atau perubahan cerita di dalamnya.“Alhamdulilah, kita dapat penghargaan film terbaik sama sutradara terbaik, aktor terbaik, aktor itu saya langsung juga, jadi sutradara merangkap sebagai aktor,” kenangnya sambil tertawa.

Tolak Undangan Masuk PTN

Setamat SMA, Aula berhasil mendapat undangan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri mana pun di Indonesia dari program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.“Saya bingung, karena ini sudah dapat undangan, trus nanti yang bayar uang sekolah siapa gitu ya? Akhirnya saya tidak terlalu antusias dengan undangan itu. Padahal itu sesuatu yang sangat