Bemburu Madu Hutan Asli Sumbawa

Sumbawa
Sumbawa (Foto : )
www.antvklik.com
- Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sangat terkenal dengan madu nya yang asli dan melimpah. Sebagaian warga di perdesaan Sumbawa, bahkan memanfaatkan madu, sebagai penghasilan tambahan untuk dijual dan menambah biaya hidup keluarga. Warga Dusun Tabose, Desa Mama, Kecamatan Lopok ini, dengan membawa peralatan lengkap seperti wadah dari ember,  jerigen dan tali, bersiap-siap masuk ke dalam hutan dan perbukitan desa setempat untuk berburu Madu Sumbawa.Umumnya warga di perdesaan di wilayah Kabupaten Sumbawa ini, berangkat ke hutan secara berkelompok untuk mengambil madu lebah. Salah satunya di Dusun Tabose ini, warga secara bersama sama mengambil madu dan hasilnya akan dibagi rata. Para pemburu madu ini, menempuh medan yang cukup sulit di kawasan hutan dan perbukitan di Desa setempat. Untuk menemukan sarang lebah yang berukuran besar, mereka harus berjalan kaki selama 30 menit hingga satu jam ke dalam hutan.Diperjalanan, warga biasanya berjalan sembari melihat tanda-tanda salah satunya kotoran lebah yang menempel di tanah atau bebatuan. Setelah menemukan tanda maka, sarang lebah sudah berada tidak terlalu jauh dari lokasi kotoran nya. Setelah satu jam berjalan ke atas bukit ini, akhirnya warga menemukan sarang lebah yang cukup besar di atas pohon. Warga pun membagi tugas masing-masing dan membuat persiapan untuk mengambil madu.Sebagian warga bertugas menyiapkan api atau oleh warga pemburu madu disebut api poyong, yang berfungsi untuk mengusir lebah dari sarangnya. Biasanya pembuat api poyong adalah warga yang sudahmenjadi pawang lebah, karena membuat api poyong, sembari di bacakan doa agar lebah tidak menyerang mereka. Setelah api poyong siap, maka salah satu dari mereka bertugas mengambil madu dan naik ke atas pohon. Proses mengambil madu ini biasanya butuh waktu lima hingga sepuluh menit. Yang bertugasmengambil madu diatas pohon tinggi haruslah yang telaten dan benar-benar terbiasa agar tidak terjatuh.
Hasan, salah seorang pengambil madu ini mengaku, sudah sering kali mengambil madu bahkan sejak dirinya masih remaja. Awalnya sempat takut dikeroyok lebah, namun karena sudah terbiasa dan api yang dibawa naik sudah didoakan sang pawang, maka sekarang dirinya tidak takut lagi. Bahkan untuk mengambil madu dari lebah yang berukuran besar ini, hanya butuh waktu lima hingga sepuluh menit saja. Setelah selesai diambil, maka semua yang datang diperbolehkan mencicipi madu yang baru diambil. Mencicipi madu lansung di dalam wadah ember usai diambil, dipercaya akan mengembalikan stamina mereka setelah berjalan jauh.Biasanya warga akan kembali mencari sarang lebah lagi hingga mendapat dua atau tiga sarang lebah setiap hari. Biasanya warga lebih sering mengambil madu saat musim kemarau di bulan September seperti saat ini, karena madu sedang melimpah. Kemudian madu yang diperoleh saat musim kemarau memiliki kualitas yang bagus,kental dan gurih, karena tidak ada kadar air nya. Setelah kembali ke rumah, maka mereka lansung memeras madu ke dalam wadah dan dimasukkan ke dalam botol. Setiap berburu madu, biasanya mereka bisa memperoleh delapan hingga sepuluh botol.Madu hasil buruan warga ini, kemudian dijual ke penampung madu Sumbawa, dengan harga Rp.80.000. Uang hasil penjualan madu kemudian dibagi rata dengan teman teman berburu madu. Menurut warga, hasil penjualan madu ini, biasanya digunakan untuk menambah biaya hidup keluarga dan termasuk biaya anak anak sekolah.Demikian Irwansyah Melaporkan Dari Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.