Catatan Ilham Bintang: Kisah JJ Ilyas, Warga AS yang Merindukan Menetap di Indonesia

Kisah JJ Ilyas, Warga AS yang Merindukan Menetap di Indonesia
Kisah JJ Ilyas, Warga AS yang Merindukan Menetap di Indonesia (Foto : Istimewa)

Kami berlima ke Boston hari itu. Jay, saya dan istri serta dr Yassin Mohammad dan istrinya, dr Abigail Audity. Anak dan menantu ini yang "memprovokasi" saya ikut ke New York. Bamed, perusahaan yang mereka kelola mensupport brand Kami., salah satu dari tujuh brand Indonesia yang akan tampil memperagakan busana muslim di New York Fashion Week 13 Februari.

Menjelajah Harvard

Harvard memang tujuan kami ke Boston. Bertandang ke " pabrik" orang- orang pintar penguasa dunia. Tapi hanya sempat dua jam menjelajah komplek sekolah yang amat luas menyerupai kota satelit. Cuaca yang amat dingin membatasi gerak.

Infrastruktur Harvard lengkap sebagai kota satelit. Spot fotonya segudang. Dr Yassin dan dr Audy mengeksplor habis hobi fotografinya.

Harvard awalnya bernama New College, dinamai Harvard College baru pada 13 Maret 1639 untuk menghormati penyumbang terbesarnya, John Harvard. Ia mantan mahasiswa Universitas Cambridge.

Jay terampil mengemudikan mobilnya pergi pulang New York - Boston. Beberapa kali kami bisa tidur nyaman dalam perjalanan melewati jalan mulus highway Boston - New York yang seluruhnya memakan waktu sekitar 10 jam dengan beberapa kali singgah di rest area.

Seperti disebut di awal, kisah hidup Jay amat menarik. Putra sulung pasangan Joerce Ilyas asal Sumatera Barat dan Heryani Ilyas asal Sumatera Utara ini dibesarkan di lingkungan keluarga sederhana pengurus taklim dan masjid di komunitas Indonesia di Queens, New York.