Mengancam Nyawa, Ini Cara Penanggulangan Kanker yang Bisa Dilakukan

Kanker
Kanker (Foto : Pixabay)

Antv – Kanker adalah penyakit yang mengancam jiwa. Penyakit ini mengklaim jutaan nyawa setiap tahun di seluruh dunia. Namun, terlepas dari intensitas penyakit yang parah dalam kehidupan, penyakit ini nampaknya kurang dipahami oleh orang-orang.

Dilansir dari Times of India pada Jumat, 14 Oktober 2022, gaya hidup seperti berikut yang dapat memicu kanker, dan simak pula penjelasannya!

 

Kanker dapat mematikan 1 dari 6 orang

 

 

img_title
Kanker dapat mematikan 1 dari 6 orang. (Foto : Pixabay)
 

"Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

 

Kanker yang paling umum dilaporkan adalah kanker payudara, paru-paru, usus besar, rektum, prostat, kulit dan perut.

 

Kanker penyebab kematian adalah kanker yang ditemukan di paru-paru, usus besar dan rektum, hati, perut dan payudara.

 

Sepertiga dari kanker dapat dihindari melalui perubahan kebiasaan gaya hidup

 

img_title
Kanker dapat dihindari melalui gaya hidup yang sehat. (Foto : Pixabay)
 

WHO mengatakan sekitar 30-40% kasus kanker dapat dihindari hanya dengan mengubah kebiasaan gaya hidup. Penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, diet tidak sehat,.

 

"Serta kurangnya aktivitas fisik dan polusi udara merupakan faktor risiko kanker dan penyakit tidak menular lainnya," demikian penjelasan WHO.

 

Kebiasaan gaya hidup memicu kanker ini

 

img_title
Gaya hidup dan makanan sehat dapat terhindar dari kanker. (Foto : Pixabay)
 

Peningkatan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, adenokarsinoma esofagus, kanker ginjal, kanker hati, kanker payudara pascamenopause, kanker pankreas, dan kanker kolorektal.

 

Beberapa studi penelitian telah mempelajari dan menetapkan hubungan yang kuat antara konsumsi alkohol berat dan risiko mengembangkan kanker mulut, kanker faring dan laring, kanker kerongkongan, hati, kolorektum dan kanker payudara.

 

Menurut penelitian, menghindari biji-bijian, buah-buahan dan sayuran musiman serta ketergantungan pada makanan olahan meningkatkan risiko kanker kolorektal.

 

Biji-bijian utuh, sebagian besar, mengandung serat yang membantu mengendalikan berat badan dan selanjutnya melindungi tubuh dari kanker kolorektal.

 

Sebuah studi dari Harvard TH Chan School of Public Health telah menemukan bahwa perilaku sehat dapat memiliki efek besar dalam mencegah kanker tertentu, terutama kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker pankreas dan kanker ginjal.

 

Studi ini juga menekankan bahwa 41% kasus kanker dan 59% kematian akibat kanker pada wanita dapat dicegah. Tingkat pencegahan kanker pada pria adalah 63% dari kasus kanker. Pada pria, 67% kematian akibat kanker dapat dicegah, menurut studi tersebut.

 

Jaga berat badan tetap terkendali

 

img_title
Jaga berat badan tetap terkendali. (Foto : Pixabay)
 

Salah satu langkah pencegahan kanker yang paling efektif adalah dengan menjaga berat badan tetap terkendali. Berat badan yang berat disebabkan karena beberapa faktor yang tidak sehat seperti konsumsi nutrisi yang tidak merata, konsumsi makanan yang meningkatkan komposisi lemak dalam tubuh.

 

Indeks massa tubuh antara 18,5-25 dianggap sebagai berat badan ideal. Bahkan peningkatan lingkar pinggang 3-4 inci meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

 

Kurangi Konsumsi Alkohol

img_title
Kurangi konsumsi alkohol. (Foto : Pixabay)
 

Studi mengatakan bahwa asupan 10 gram alkohol meningkatkan risiko kanker lebih dari 20%. Oleh karena itu, selalu disarankan untuk mengurangi konsumsi alkohol secara bertahap dan membawanya ke titik dimana Anda tidak perlu meminumnya sama sekali.

 

Aktivitas fisik adalah suatu keharusan 

 

img_title
Aktivitas fisik adalah suatu keharusan. (Foto : Pixabay)
 

Aktivitas fisik yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko kanker payudara pada wanita, terutama pada fase menopause.

 

Juga, orang yang aktif secara fisik memiliki risiko 25% lebih rendah terkena kanker usus besar. Kurangnya aktivitas diketahui dapat meningkatkan risiko kanker di paru-paru, endometrium dan usus besar.