Gempa Pernah Terjadi di Zaman Nabi Muhammad, Apa Yang Dilakukan Nabi?

gempa
gempa (Foto : )
Gempa pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad. Setidaknya menurut hadits, dua kali terjadi gempa yang dialami Nabi. Lantas apa yang dilakukan Nabi saat terjadi gempa?
newsplus.antvklik.com
– Sejarah mencatat dua kali gempa terjadi di zaman Nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wasallam. Gempa pertama dialami Nabi sebelum hijrah atau ketika masih berada di Mekkah. Kemudian yang kedua adalah gempa setelah hijrah Nabi ke Madinah.Dalam hadits riwayat Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahawa dia berkata, "Apakah kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekkah. Bersama beliau, Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung bergoncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata, Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.”Dengan izin Allah, gempa pun reda dan Tsabir tidak lagi berguncang.Adapun gempa kedua yang dialami Nabi Muhammad SAW adalah ketika di Madinah. Seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim sehingga masuk dalam hadist yang shahih. Dari Anas bin Malik, dia berkata, “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung bergoncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata, Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq, dan dua orang syahid.”Dengan izin Allah, gempa pun reda dan Uhud tidak lagi berguncang.Masyayikh mencoba mengungkap dua hadist ini. Salah satu hikmahnya adalah gunung tidak layak bergoncang saat ada empat manusia terbaik di atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung untuk menghentikan guncangan.Lalu ada yang menarik pelajaran dari gempa di zaman Rasul. Ada pelajaran besar tentang gempa. Keberadaan orang-orang soleh di lingkungan masyarakat membuat bumi tidak layak bergoncang. Kriteria kesolehan sangat spesifik disebutkan dalam riwayat tersebut. Untuk kita, hanya tinggal dua pilihan mengingat sudah tidak ada lagi Nabi, yaitu Shiddiq. Kriteria utama Abu Bakar adalah beriman tanpa ada rasa keraguan sedikit pun. Dan Syahid. Mereka yang meninggal fi sabilillah.Jika manusia dengan dua kriteria ini masih banyak yang hidup di muka bumi, seyogyanya bumi tidak layak gempa. Sebaliknya, gempa terjadi manakala bumi telah sepi dari keberadaan orang-orang dengan keimanan tanpa ada kabut keraguan dan orang-orang yang meninggal fi sabilillah.Gempa Setelah Masa Rosul, di Zaman Umar bin KhattabGempa juga tercatat pernah terjadi di zaman kekhilafahan Umar bin Khattab. Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Manaqib Umar. Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam bergoncang. Umar menempelkan tangannya ke tanah dan berkata kepada bumi, “Ada apa denganmu?”Dan inilah pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri muslim itu kepada masyarakat pasca gempa,“Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!”Umirul Mukminin mengajarkan ilmu mulia bahwa gempa terjadi karena dosa yang dilakukan oleh masyarakatnya. Umar dengan tegas menyatakan, jika terjadi gempa susulan, Umar akan meninggalkan Madinah. Karena itu artinya dosa kembali dikerjakan dan masyaralat tidak kunjung bertaubat.Lalu bagaimana dengan gempa yang mengguncang bagian barat Pulau Jawa? Saatnya kita merenungkan bahwa gempa bukan fenomena alam semata.