40 Hari Berpulangnya H. Azkarmin Zaini, Sosok Sederhana dengan Prestasi Gemilang

40 Hari Berpulangnya H. Azkarmin Zaini, Sosok Sederhana dengan Prestasi Gemilang
40 Hari Berpulangnya H. Azkarmin Zaini, Sosok Sederhana dengan Prestasi Gemilang (Foto : Istimewa)

ntv – Hari ini, Minggu, 18 Februari 2024, tepat 40 hari berpulangnya sosok sederhana dengan prestasi gemilang, H. Azkarmin Zaini, yang menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat, 5 Januari 2024, pukul 13.38 WIB, di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, di usia 77 tahun.

Untuk mengenang kepergiannya, pihak keluarga pun menggelar doa-doa untuk segala kebaikan dan amalan yang sudah alamarhum torehkan selama hidupunya.

Dalam acara itu, pihak keluarga pun memberikan sembutan, mengenang kembali sosok yang paling dicintai dan dibanggakan.

img_title
Memanjatkan Doa di 40 Hari Berpulangnya H. Azkarmin Zaini. (Foto: Istimewa)


Berikut, sambutan lengkap dari pihak keluarga almarhum H. Azkarmin Zaini:

5 Januari 2024, saat itu hari Jumat, yang katanya hari yang baik, papa saya, H. Azkarmin Zaini, berpulang. Papa memang sakit sejak 2022, tapi baru mulai November 2023 penyakitnya memarah.

Beliau yang biasanya adalah orang yang selalu semangat, pantang menyerah, disiplin, bahkan hingga awal November kemarin, beliau masih jogging, perlahan mulai turun semangatnya. Penghujung hidupnya, Papa menghabiskan 1,5 bulan di atas kursi roda, berjalan pun tidak bisa.  

Papa itu adalah orang yang selalu melakukan rutinitas yang sama setiap hari. Bangun sebelum subuh, solat subuh, setelah itu langsung jogging. Sampai pada usianya yang 77, beliau masih jogging.

Beliau selalu memamerkan prestasinya pagi itu ke grup whatsapp keluarga, hari ini pencapaiannya berapa kilo meter dalam waktu berapa menit. Hampir setiap pagi.  
 
Masa mudanya, papa begitu semangat membantu keluarga. Ditinggal ayahnya sejak beliau SMA, papa bekerja untuk membantu ibunya.

Sejak awal papa menggeluti bidang jurnalistik. Mulai dari mediamedia kecil, hingga akhirnya bergabung ke media besar. Dari bawah perlahan-lahan menanjak. Dari media cetak sampai akhirnya ke media elektronik.

Sebagai orang tua, papa adalah ayah yang sangat disiplin. Kami, anak-anaknya, sudah terbiasa dengan aturan-aturan yang papa buat. Bagi papa, prestasi adalah segalanya.

Papa mendidik kami bisa dibilang lumayan keras, tapi lebih ke tegas. Namun, semua berbanding terbalik dengan sikap papa ke cucucucunya.

Papa sangat memanjakan cucu-cucunya. Atok, begitu biasanya papa dipanggil oleh cucucucunya, sangat senang berkumpul, makan bersama, jalan-jalan berdua belas.