4 Dampak Buruk Kekeringan Seperti yang Terjadi saat Ini Bagi Kesehatan, Nomor 2 Patut Diwaspadai

4 Dampak Buruk Kekeringan Bagi Kesehatan
4 Dampak Buruk Kekeringan Bagi Kesehatan (Foto : Ilustrasi - Pixabay)

AntvKekeringan seperti saat ini, bisa terjadi ketika suatu wilayah tidak mendapatkan hujan dalam waktu yang lama yang membuat air di tanah berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Selain itu, kekeringan juga bisa terjadi karena orang-orang di wilayah tersebut belum belajar bagaimana mengelola air dengan baik. Atau mungkin sumber airnya tidak memadai.

Kekeringan punya masalah serius, seperti kekurangan air minum. Bila air minum tidak mencukupi, orang bisa dehidrasi, yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Berikut sejumlah dampak negatif bagi kesehatan dari kekeringan yang berkepanjangan. Dirangkum berbagai sumber, diantaranya:

1. Masalah Paru-Paru

Ketika musim kemarau berlangsung lama, polusi udara dapat bertambah buruk karena jarang terjadi hujan. Padahal, hujan memiliki kemampuan untuk membersihkan polutan dari udara.

Polusi udara, baik di alam maupun di dalam ruangan, dapat langsung memengaruhi sel-sel paru-paru ketika kita mengambil napas.

Polutan-polutan ini kemudian dapat menyebar ke organ lain dalam tubuh melalui peredaran darah.

Pada tahap yang lebih parah, kerusakan pada sel-sel ini akan semakin meluas dan bisa merusak saluran pernapasan bagian atas dan bawah.

Bahkan, partikel-partikel polusi yang telah masuk ke dalam paru-paru dapat masuk ke dalam aliran darah dan merusak pembuluh darah hingga mencapai jantung.

Para ahli dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa musim kemarau yang panjang dapat memburukkankan kualitas udara, berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Selama periode ini, kekeringan tanah dan kebakaran hutan akan meningkatkan jumlah partikel-partikel udara yang berbentuk asap.

Partikel-partikel ini dapat mengiritasi saluran udara dan memperburuk penyakit pernapasan kronis.

2. Meningkatnya Penyebaran Agen Penyakit

Musim kemarau yang berkepanjangan dan kekeringan yang sangat parah juga bisa membuat risiko penyebaran wabah penyakit lebih tinggi. Contohnya adalah penyakit leptospirosis, diare, dan kolera.

Kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit ini akan bertambah saat pasokan air untuk kebersihan berkurang karena kekeringan, atau ketika terjadi banjir. Penting untuk diingat, jangan meremehkan penyakit seperti kolera.

Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Vibrio cholerae. Penyakit ini dapat menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, menyebabkan diare berat, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).

3. Dehidrasi

Dehidrasi, yang artinya kekurangan air dalam tubuh, bisa disebabkan oleh penyakit seperti diare dan kolera, atau kondisi lingkungan yang kering seperti saat terjadi kekeringan ekstrem.

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sekitar 60 persen dari berat tubuh.

Contohnya, jika seseorang memiliki berat tubuh 70 kilogram, itu berarti ada sekitar 42 liter air dalam tubuhnya.

Bagian-bagian penting seperti otak dan jantung sebagian besar terdiri dari air, bahkan sekitar tiga perempat dari keseluruhan bobotnya.

Tidak hanya itu, bahkan tulang yang terlihat kokoh sebenarnya mengandung air sekitar 31 persen. Bayangkan betapa pentingnya peran air bagi tubuh kita.

Namun, perlu diingat bahwa dehidrasi yang parah bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius. Mulai dari kejang, gangguan pada fungsi ginjal, kondisi syok akibat kekurangan volume darah, bahkan hingga risiko kematian. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

4. Sakit Mata

Saat musim kemarau, udara menjadi kering dan debu mudah terbang. Ini bisa membuat mata kita kering dan lebih rentan sakit.

Air mata juga kurang bisa melumasi mata dengan baik, jadi selain mata kering, kita bisa merasa mata merah, belekan, atau tak nyaman.

Di Indonesia, masalah air juga semakin serius. Pada tahun 2025, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami krisis air sedang.

Di Pulau Jawa, yang banyak dihuni (lebih dari 140 juta orang), masalah krisis air bahkan lebih parah.

Pada tahun 2050, permintaan akan air bersih diperkirakan naik lebih dari 40 persen menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 Ini bisa berarti bahwa di masa depan, banyak orang di dunia akan tinggal di negara-negara dengan masalah kronis kekurangan air bersih.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satunya adalah menjaga mata agar tetap sehat, terutama saat udara kering.