Soal Dugaan Transaksi Mencurigakan Eks Wakil Ketua BPK, PPATK: Kami Kerja Berdasarkan Data Bukan Isu

PPATK: Penegakan Hukum Berdasarkan Data Bukan Isu
PPATK: Penegakan Hukum Berdasarkan Data Bukan Isu (Foto : Instagram)

Antv – Menanggapi kabar yang mencuat baru-baru ini terkait dugaan transaksi mencurigakan oleh eks Wakil Ketua BPK, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan klarifikasinya.

Ivan Yustiavandana dengan tegas membantah tudingan bahwa lembaganya telah menemukan transaksi mencurigakan senilai Rp115 miliar yang terkait dengan mantan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dalam pernyataannya, Ivan mengklaim bahwa PPATK selalu mengedepankan data dan fakta dalam menjalankan tugasnya, dan bukan berdasarkan isu atau kepentingan lain di luar penegakan hukum.

"Kami kerja berdasarkan data dan fakta saja ya, bukan berdasarkan isu ataupun kepentingan lain diluar penegakan hukum," ujar Ivan, Jumat (4/8/2023).

Hal ini merupakan respons langsung terhadap spekulasi yang telah beredar tentang adanya transaksi mencurigakan yang terkait dengan mantan Wakil Ketua BPK yang baru saja pensiun.

Ivan juga menegaskan bahwa pihaknya belum menerima informasi tentang isu tersebut dari bawahannya.

"Saya belum mendapatkan informasi tersebut dari staff saya. Itu siapa yang bilang ya? Staff kami tidak mungkin melakukan proses tanpa persetujuan saya," tambahnya dengan lugas.

Dalam upaya menjaga integritas dan transparansi, Ivan menegaskan bahwa PPATK hanya akan melakukan langkah-langkah lebih lanjut jika informasi yang diterima didukung oleh data yang valid dan kredibel.

"Siapapun kalau ada datanya kami proses, kalau gak ada kami tidak mungkin melakukan proses apapun tanpa data yang valid dan kredibel," jelasnya.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua BPK, Agus Joko Pramono, secara tegas membantah adanya pemeriksaan atau konfirmasi yang dilakukan oleh PPATK terhadap dirinya.

"Tidak pernah ada pemeriksaan, dan hasil konfirmasi ke Pak Ivan juga tidak pernah ada," ungkapnya dengan tegas.

Namun, Agus menggarisbawahi bahwa saat ini ada usaha yang terus dilakukan untuk mendeskreditkan namanya.

Menurutnya, hal ini terbukti dari pengiriman karangan bunga khusus yang telah ia terima.

"Pendiskreditan nama baik ini terus berlanjut dengan mengirimkan karangan bunga ke saya," tutupnya dengan nada keprihatinan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ada laporan tentang penampakan kendaraan yang diduga mengirimkan karangan bunga kepada Agus Joko Pramono.

Meskipun demikian, masih belum jelas apakah hal ini memiliki kaitan dengan dugaan transaksi mencurigakan yang sedang diperbincangkan.