Wanita ini Ciptakan Teknologi Cybersex, Cara Berhubungan Intim Secara Virtual

cybersex
cybersex (Foto : )
Minat orang-orang terhadap cybersex rupanya melonjak selama pandemi Covid-19, karena mengharuskan orang-orang berdiam di rumah dan dilarang berpergian.
Seperti diberitakan
Reuters , Experience Designer Angelina Aleksandrovich menyebut, banyak orang yang kerap mencari 'kepuasan' dan keintiman kini tidak dapat lagi bisa dicari dan melakukannya dengan cara yang seperti biasanya sebelum pandemi.Pandemi juga telah mendorong untuk orang-orang menggunakan teknologi ke titik tertinggi sepanjang masa sebagai solusi salah satunya untuk memenuhi kepuasan tersebut.Aleksandrovich juga pendiri dari Raspberry Dream Labs yang menciptakan pengalaman cybersex multi-indera yang memungkinkan orang dapat menikmati momen intim bersama bahkan saat mereka tidak berada di tempat yang sama."Karena Covid, banyak orang memahami bagaimana kita dapat menggunakan teknologi dan realitas virtual (VR) dengan cara yang menarik dan meluas," kata Aleksandrovich kepada Reuters ."Sedangkan VR dulu dianggap sebagai sesuatu yang hanya untuk para gamer, itu telah menjadi arus utama dan digunakan dalam keintiman dan kencan, tambahnya.Di sebuah unit industri di London Utara ada dua relawan wanita dan pria yang mendemonstrasikan pengalaman prototipe yang menggabungkan realitas virtual (VR), augmented reality dan bahkan bau yang dipasangkan ke bagian leher, kepala, dan sensor genggam.Dua relawan ini melihat satu sama lain sebagai garis bentuk manusia melalui headset mereka dan dapat membelai satu sama lain meski tanpa pernah benar-benar menyentuh.https://www.youtube.com/watch?v=BIw8IXfgqsAPengalaman tersebut melibatkan stimulator haptik yang ditempatkan di atas zona sensitif seksual, sesuatu yang pada akhirnya dapat dimasukkan ke dalam 'pakaian dalam' robot lunak kata Aleksandrovich."Karena kita dengan senang hati mengizinkan teknologi masuk ke banyak aspek kehidupan sehari-hari, seperti kesehatan atau keuangan kita harus memasukkannya juga kamar tidur." jelasnya.Sebuah laporan pada tahun 2019 oleh firma riset pasar AS Arizton mengatakan pasar global untuk produk kesehatan seksual diperkirakan akan mencapai sekitar USD 39 miliar pada tahun 2024.Victoria Gillett relawan yang mencoba pengalaman cybersex di dunia maya mengatakan ia menyukainya dan ini menjadi sebuah pengalaman."Ada begitu banyak hal yang terjadi dan perlu beberapa saat untuk mengambil semuanya. Ketika selesai, saya sepertinya belum siap," kata rekan relawan Aaron Vandeyar. Reuters