Sejak 10 Bulan Terakhir, Streaming Bajakan di Indonesia Turun 50 Persen

Sejak 10 Bulan Terakhir, Streaming Bajakan di Indonesia Turun 50 Persen
Sejak 10 Bulan Terakhir, Streaming Bajakan di Indonesia Turun 50 Persen (Foto : )
Pemblokiran situs terus-menerus juga memiliki dampak signifikan pada perilaku konsumen yang kini lebih cenderung mengakses platform konten yang legal. Sebanyak 16 persen konsumen yang mengatakan mereka mengetahui pemerintah memblokir situs film bajakan, sejak itu berlangganan layanan streaming berbayar.Kemudian konsumen sebesar 23 persen mengatakan mereka sekarang menghabiskan lebih banyak waktu menonton layanan streaming lokal gratis (AVOD) dan sebanyak 74 persen konsumen sekarang dominan menonton layanan streaming internasional (AVOD) gratis.Joko Anwar, salah satu sutradara film paling sukses di Indonesia mengatakan industri kreatif selalu menjadi korban pembajakan online. Pihaknya selalu berusaha untuk melawan secara individu namun gagal, tetapi dengan upaya bersama oleh seluruh industri akhirnya membuahkan hasil. Upaya Pemerintah untuk memberantas pembajakan online merupakan hal terpuji dan memberi semangat.“Saya merasa sangat termotivasi untuk mengatasi masalah ini dengan melangkah maju dan mendorong orang lain di industri ini agar bergabung dengan Video Coalition of Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini bersama. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada KOMINFO, CAP dan berbagai entitas dalam upaya mereka untuk memerangi musuh bebuyutan kita ini,” ujar Joko Anwar, melalui keterangan tertulis yang diterima ANTVklik, Rabu (15/7/2020).
Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) berkomentar, “Kami terdorong dan terinspirasi oleh perhatian yang begitu besar dari KOMINFO dalam memerangi pembajakan. Upaya mereka telah mendorong penutupan salah satu situs pembajakan paling terkenal di Indonesia dan kami akan terus mendukung KOMINFO dalam upaya untuk melindungi orang Indonesia dari paparan kegiatan ilegal sekaligus melindungi hak-hak pembuat konten.”Manajer Umum Coalition Against Piracy (CAP) AVIA Neil Gane mengatakan,“Kami memuji Kominfo atas upaya berkelanjutan mereka dalam mengganggu jaringan situs web pembajakan yang sedang diuangkan oleh sindikat kejahatan. Konsumen yang mengakses situs streaming bajakan atau membeli ISD tidak hanya mendanai kelompok kejahatan, tetapi juga membuang waktu dan uang mereka ketika saluran dan situs web berhenti bekerja. Layanan pembajakan tidak memiliki 'jaminan layanan', tidak peduli apa yang penjual ISD atau operator situs web katakan."Vice President Content Business EMTEK Hendy Lim berkomentar,“Kami mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan Kominfo dan pihak terkait dalam mendukung industri media dalam memerangi pembajakan. Sudah waktunya semua pihak maju dan mengambil tindakan tegas terhadap pembajakan, yang telah menyebabkan kerugian bagi industri media, melebihi yang dapat kita bayangkan. Bukan hanya kerugian bagi pendapatan perusahaan saja, tapi juga kerugian mencakup pajak yang seharusnya dibayar ke pemerintah, pekerjaan yang hilang dan sebagainya.”Kerugian finansial yang diakibatkan oleh pembajakan online terhadap industri kreatif Indonesia tidak terbantahkan lagi. Hal ini juga mendorong bahwa kerugian yang terjadi pada konsumen Indonesia sendiri karena hubungan antara konten bajakan dan malware , juga mulai dipahami dan langkah-langkah pencegahan mulai dilakukan. Dalam survei YouGov baru-baru ini ketika ditanya tentangkonsekuensi negatif pembajakan online, konsumen menempatkan pendanaan kelompok kejahatan, kehilangan pekerjaan di industri kreatif dan risiko malware sebagai tiga kekhawatiran utama mereka.Laporan kerugian ekonomi pembajakan Media Partners Asia (MPA) Januari 2020, yang ditugaskan oleh Koalisi Anti Pembajakan (CAP) milik AVIA, menemukan bahwa:-  Pembajakan online merebut pendapatan TV Indonesia, sektor Video Online sekitar USD1 miliar pada 2019.- Kehilangan lapangan kerja di sektor TV, video online & teater Indonesia akibat pembajakan online bernilai USD200 juta pada tahun 2019 atau setara dengan lebih dari 16 ribu pekerjaan langsung dan tidak langsung baru yang dapat diciptakan.Anggota dari Video Coalition of Indonesia (VCI) di antaranya AVIA’s Coalition Against Piracy (CAP), APFI, APROFI, GPBSI , Emtek Group, MNC Group, Viva Group, Telkom Indonesia, Cinema 21 Group, CGV, Cinemaxx, Viu, GoPlay, Rewind, SuperSoccerTV and Catchplay.YouGovYouGov adalah grup penelitian dan analisis data internasional. Data dan opini kami berasal dari panel kami yang sangat partisipasi dengan lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia. YouGov Group berkantor pusat di London dan beroperasi di Inggris, Amerika Utara, Eropa, Nordics, Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia. Dengan 35 kantor di 22 negara dan anggota panel di 42 pasar, YouGov memiliki jaringan riset dan analisis data terbesar di dunia.