Sophia Latjuba Dan Doktor Susianto : Vegan Tingkatkan Imunitas Tubuh

Sophia
Sophia (Foto : )
Di tengah pandemi Covid-19, artis cantik dan awet muda Sophia Latjuba berbagi cerita bersama ahli gizi Susianto mengenai khasiat makanan vegan tingkatkan imunitas tubuh.
Di tengah pandemi Covid-19, berbagai macam cara para selebritis Indonesia melakukan kegiatan di rumah. Salah satunya artis cantik dan awet muda Sophia Latjuba. Dia gemar melakukan yoga dan mempunyai pola makan vegan dengan mengkomsumsi makanan nabati seperti sayuran atau tumbuhan dan sama sekali tidak komsumsi daging maupun produk dari hewan lainnya yakni telur dan susu.Cikal bakal Sophia Latjuba menjadi vegan berawal dari pertemuan dua belas tahun lalu dengan DR. Drs. Susianto merupakan seorang ahli gizi. Ia sekaligus konsultan gizi yang sudah diakui baik di dalam maupun luar negeri, hingga ke World Health Organization (WHO), untuk mempromosikan keajaiban tempe dan veganisme.Kedekatan Sophia Latjuba dengan DR. Drs. Susianto yang disebut juga king of tempe, ia mengundang berbincang-bincang di tengah pandemi covid-19, melalui siaran langsung di media sosial Sophia Latjuba.Berikut perbincangan santai Sophia Latjuba dengan DR. Drs. Susianto mengenai manfaat makanan vegan dapat tingkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19Apa pentingnya imunitas di masa pendemi Covid-19,” tanya Sophia ke DR. Drs. Susianto."Konsep imunitas, itu sebetulnya kemampuan tubuh kita untuk melawan penyakit dalam hal ini bisa saja disebabkan oleh bakteri atau virus. Kita tahu covid ini termasuk virus jadi memang itu sangat penting sekali untuk memiliki imunitas yang baik atau kekebalan tubuh,” tutur DR. Drs. Susianto sebaga Direktur Klinik Gizi Vegan HBM Jakarta.Kita setiap hari tetap patut menjaga imunitas tubuh karena bukan hanya di saat pandemi Covid-19 saja, yang memang penyebarannya sangat mengkhwatirkan dan dapat menyebabkan kematian.Himbauan pemerintah tidak henti-hentinya untuk mengindahkan phsycal distancing, cuci tangan, pakai masker, serta pembatasasn sosial berskala besar (PSBB), itu adalah usaha usaha eksternal dalam memutus mata rantai Covid-19.“Saya setuju di samping eksternal kita perlu yang internal di sinilah pentingnya imunitas. Tapi secara internal apa yang kita lakukan, tentunya banyak tapi fokus saja masalah kesehatan atau imunitas tubuh," kata DR. Drs. Susianto yang merupakan alumnus Biokimia Universitas Gajah Mada."Bagimana caranya kita meningkatkan imunitas," tanya Sophia.“Imunitas ada tiga jenis. Kita bahas saja yang simple ada cara kita menaikan imunitas dengan makanan. Dalam hal ini kenapa kita memberi judul makanan vegan. Karena memang kebanyakan zat zat antioksidan yang meningkatkan dan memboosting imunitas tubuh kita untuk daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh itu berasal dari jenis tumbuhan. Ambil contoh ada yang alami dan ada yang sintetis pembagian dari sumbernya. Sumber antioksidan yang memang bisa membosting imunitas kita,” terang DR. Drs. Susianto penulis buku The Miracle of Vegan."Doktor Susianto untuk fortifoods amannya kenapa," tanya Sophia Latjuba,“Aman Karena selalu berkisar di AKG ( Angka Kecukupan Gizi)," jawab Susianto."Katakan lah kita butuh vitamin C dulu AKG tahun 2004 sekitar 50-70 mg per hari dan sekarang dengan AKG yang baru pemerintah naik jadi 75-90 mg per hari. Kita mengkomsumsi vitamin C hanya dengan dua buah jeruk sudah cukup, satu jeruk sedang kira kira 35 mg,” jawab DR. Drs. Susianto,  Doktor gizi jebolan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia."Bagaimana dengan dosis-dosis tinggi suplemen bisa sampai 1000 mg kan, 1 tablet, apakah tubuh butuh begitu banyak," tanya Sophia Latjuba.“Untuk vitamin C dosis tinggi bisa berisiko batu ginjal, intinya kalau sel kita teroksidasi dia akan rusak, sehingga akan menjadi penyakit kanker, jantung, dan penyakit lainnya. Jadi kita perlu menghambat, kita perlu anti oksidan menghambat reaksi oksidasi. Jadi vitamin kuat karena dia asam asorbat, dia bisa mereduksi,” ungkap DR. Drs. Susianto yang juga konsultan Perkin Elmer Singapore, Indonesia Rep Office.Pada Vitamin C, E dan A, betakarotin akan mendonor elektron supaya radikal bebas jadi stabil, karena sudah dapat pasangan elektronnya. Intinya dengan dosis yang cukup dia bermanfaat, contoh penelitian jurnal banyak perokok dianjurkan banyak minum vitamin C karena dia banyak oksidasi radikal bebasnya."Pemberian dosis tinggi pada perokok akan memicu kanker paru. Komsumsi vitamin dan mineral. Seperti Jambu biji lebih aman, kecuali di masa-masa orang tertentu, dia sakit atau lagi poses penyembuhan," tambah DR. Drs.SusiantoProtein ada nabati dan hewani. Protein ada dua aspek segi kualitas dan kuantitas. Dari segi kualitas jelas di dalam nabati jauh lebih tinggi contoh aja kacang kacangan terutama kacang kedelai itu sekitar 34-36% dibandingkan daging itu rendah sekitar 9-23% berarti jauh di bawah kedelai ya, kacang tanah 28%, sebenarnya protein di kita sering ada nabati dan hewani.“Kata kuncinya tidak ada zat gizi yang dibutuhkan pada tubuh manusia untuk hidup sehat, yang tidak bisa kita dapatkan dari tumbuhan, vitamin B12 contoh ada di tempe, tinggi banget dalam penelitian saya dalam 100 gram tempe seger terdapat 3,9 mitogram, sedangkan daging sapi Hanya 3 mitogram lebih jadi tinggi B12 dalam tempe dibandingkan daging. Perbandingannya 1kg tempe dengan 1kg daging perbandingan 1 banding 10," tutur penulis buku fakta ajaib khasiat tempe,“Saya di rumah setiap hari ada tempe. Saya makan nasi, karena vegan, kita masih perlu karbohidrat. Saya berhenti makan daging semudah membalikan telapak tangan.” pungkas Sophia Latjuba.