Maxim, Ojol Rusia Mulai Rambah Indonesia

Maxim, Ojol Rusia Mulai Rambah Indonesia
Maxim, Ojol Rusia Mulai Rambah Indonesia (Foto : )

antvklik – Maxim adalah perusahaan taksi terbesar ketiga di Rusia. Maxim didirikan oleh Kurgan Maxim Belonogov pada 2003 di kota Chardinsk, Pegunungan Ural. Sejak 2014, Maxim telah beroperasi di lebih dari 455 kota di 13 negara, termasuk di Rusia, Belarus, Kazakhstan, Georgia, Bulgaria, Tajikistan, Azerbaijan, Iran, Kirgizstan, Italia, Ukraina, Malaysia dan Indonesia.

Ditolak Beroperasi?

Kehadiran Maxim di Indonesia tidak begitu mulus.Beberapa kali, Maxim bersitegang dengan para pengemudi transportasi online maupun konvensional di beberapa daerah. Mereka kompak menolak Maxim beroperasi. April 2019 di Batam, Maxim ditolak lantaran tidak memiliki izin dari Dinas Perhubungan namun sudah beroperasi di jalanan.

Sementara di Balikpapan, kantor Maxim di Kompleks Mall Fantasi Blok A5 disegel para anggota Persatuan Driver Online Indonesia (PDOI) Kaltim. Apa pasal? Tarif yang lebih murah! Pihak Kementerian Perhubungan mengaku baru mendengar soal Maxim setelah terjadi kericuhan di Balikpapan. Loh?! Ini tentu memunculkan tanya.

Sejak kapan Maxim beroperasi? Apakah operasi Maxim di Indonesia ilegal? Mengapa meresahkan GoJek dan Grab, dua kompetitornya? Dalam hal aplikasi transportasi online, perizinan ojek online memang cukup ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).

Namun dari sisi pengawasan dan operasional transportasinya berada di bawah Kemenhub. Menanggapi pemberitaan ini, pihak Maxim menegaskan keberadaan mereka sepenuh legal. “Kami bahkan bertemu langsung dengan petinggi kementerian.

Kami duduk bersama di Samarinda. Di sana ada kuasa hukum kami dan kami mendiskusikan dengan perwakilan kami juga (dari Rusia). Saya pikir, itu cuma salah paham,” kata Manajer Pengembangan Maxim, Imam Mutamad.

Sejak Kapan Beroperasi?

Maxim pertama kali beroperasi di Indonesia pada 2018. Di luar Jakarta, layanan transportasi berbasis ini sudah tersebar di Pekanbaru, Batam, Bandar Lampung, Yogyakarta, Solo, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak dan Bali. Kini Pontianak, Palangka Raya dan Aceh sedang disasar. Maxim mulai merebut pasar Indonesia. Keberadaannya mengancam GoJek dan Grab [Foto: Maxim Indonesia/Russia Beyond][/caption]

Sistem Pembayaran dan Komisi

Bagaimana dengan sistem pembayaran? Untuk saat ini, Maxim hanya menerima pembayaran tunai. Setahun pertama beroperasi, Maxim tak mengambil komisi dari pengemudi. Uang yang diterima dari penumpang sepenuhnya untuk pengemudi. Ini strategi menggaet pasar pengemudi dan penumpang. Kini, Maxim mengutip sepuluh persen dari tiap transaksi. Biaya layanan langsung dapat diketahui segera setelah rute perjalanan dicantumkan: perjalanan dengan menggunakan motor akan dihargai minimum sebesar 7.000 rupiah dan dengan mobil mulai dari 12.000 rupiah. Biaya tidak bergantung pada kondisi jalanan dan tidak berubah pada akhir perjalanan. Berkat hal ini, para penumpang akan dapat mengatur biaya perjalanan mereka. Sekarang, semua orang di Jakarta dapat memesan angkutan dan motor dalam layanan internasional “Maxim” melalui aplikasi mobile dan situs id.taximaxim.com.

Jalanan Indonesia Jadi Rebutan

Selain Maxim, investor lainnya yang mengincar pasar Indonesia adalah Bitcar. Merek taksi online asal Malaysia ini akan mengembangkan bisnisnya di Indonesia dalam waktu dekat ini melalui PT Bitokenpay Digital Indonesia (Bitcar Indonesia). Namun demikian, Bitcar Indonesia bukanlah merupakan anak usaha dari Bitcar Malaysia Sdn Bhd. Menurut Chief Operational Officer Bitcar Indonesia Christiansen F. Wagey, perusahaan hanya sekadar memegang lisensi Bitcar saja. Selain Bitcar, perusahaan asing lainnya yang dikabarkan siap masuk ke Indonesia adalah FastGo. Indonesia dan Myanmar adalah sasaran pertama FastGo dalam mengembangkan bisnisnya di Asia Tenggara. FastGo merupakan perusahaan transportasi online asal Vietnam yang dikelola oleh NextTech Grup. Aplikasi FastGo diluncurkan mulai Juni 2018. Selang tiga bulan, jumlah armadanya sudah mencapai 30.000 mobil pribadi dan 1.000 unit taksi.

Menyasar Pasar Indonesia?

Pada 2019, pendapatan transportasi online di Indonesia sudah menembus US$3,63 miliar. Dalam lima tahun ke depan, rata-rata pendapatan transportasi online diprediksi tumbuh 23 persen per tahun. Nilai pasar transportasi online di Indonesia ini akan mencapai US$8,27 miliar pada 2023. Meskipun di atas kertas prospek bisnis transportasi online sangat menggiurkan, akan tetapi tidak sedikit merek-merek transportasi online berguguran. Sebut saja Uber Technologies Inc. Perusahaan senilai US$67,31 miliar asal Amerika Serikat tidak bertahan lama di Indonesia. Apa masalahnya? Regulasi. Aturan transportasi online masih kerap berubah.

Sumber: Maxim Lebih Dari Sekedar Ojek Online dari Rusia, Rusia Beyond Ramai-Ramai Asing Masuk Bisnis Transportasi Online Indonesia, tirto.id-Bisnis