Catatan Piala Dunia: Fitrah Sepak Bola Belum Berubah

Catatan Piala Dunia: Fitrah Sepak Bola Belum Berubah
Catatan Piala Dunia: Fitrah Sepak Bola Belum Berubah (Foto : Ilustrasi)

AntvPiala Dunia Sepak Bola Qatar 2022 semakin bersinar. Sudah delapan negara  lolos ke babak 8 Besar. Kecuali Maroko, tujuh lainnya  tim papan atas, Belanda, Argentina, Perancis, Inggris, Brasil, Kroasia dan Portugal. 

Maroko pantas dipuji. Mereka menjaga tradisi, di Piala Dunia selalu ada sensasi. Ada saja tim kelas dua mendadak berprestasi. Sayang Jepang dan Korea Selatan gagal. Jika lolos, bisa jadi pertanda peta kekuatan sepak bola berubah

Tapi, memang, fitrah sulit diubah, yang namanya sepak bola masih milik Latin dan Eropa. Lihat saja, memasuki  8 besar ini, didasari kualitas dan performa, Tim Ayam Jantan Perancis dan  Tim Samba Brasil, menempati urutan teratas calon juara dunia. 

Perancis Menjanjikan

The blues Perancis memperlihatkan kelasnya sebagai juara bertahan,   saat menang 3-1 atas Polandia. Sebelumnya, mania bola pesimistis, lantaran Perancis kehilangan tiga pemain  utama akibat cedera, Pogba, Kante, dan Benzema. 

Tak disangka,   Pelatih Didier Deschapms  justru mendapat berkah. Hilang tiga pilar, Didier - yang saat jadi pemain membawa Perancis juara dunia 1998 -  justru mendapatkan enam hingga tujuh pemainnya tampil dengan performa terbaik di Qatar.

Pertama pemain vetaran, Olivier Giroud, mampu mengganti tugas Benzema, sebagi perusak pertahanan lawan, dan pencetak gol. Giroud, 36 tahun, seperti kembali muda. Kehebatannya sebagai "pencuri" di kotak pinalti kembali ampuh, sudah mencetak tiga gol. 

Pemain berikutnya, Antonie Griezmann, masih ganas sebagai destroyer menusuk di semua rusuk pertahanan lawan, untuk mengirim umpan maut, atau langsung melepaskan tembakan. Padahal di klub Atletico Madrid, Griezmann menurun, jadi pemain cadangan. 

Di lapangan tengah, duet gelandang bertahan Aurelien Tchouameni dan Adrien Rabiot pintar menjaga  wilayah dan tempo permainan. Ini duet serasi, Tchouameni disiplin, tukang  berkelahi, sementara Rabiot menjadi jangkar,  lihai mengalirkan bola bola matang ke penyerang

Di belakang perancis punya sederet pemain tangguh. Kuncennya pemain veteran Raphael Varene, cerdik dan taktis. Sementara, back kiri Theo Hernandez patut mendapat  jempol. Dia back modern, sulit ditembus, dan liar membantu serangan dari pinggir lapangan. 

Bintang di atas bintang Kylian Mbappe. Pemain ini seperti hantu, menakutkan. Dia punya semua syarat  striker super star. Cepat, sulit dikawal. Ball skill  sempurna, punya tendangan keras tepat sasaran, dan akurat pula menyundul bola silang. Naluri golnya luar biasa. 

Mbappe sudah mencetak lima gol,  sementata tercatat sebagai topskor. Perancis bergantung sekali pada pemuda kota  Paris ini. 

Brasil Juga Keren

Tim Samba Brasil tidak kalah keren. Semua pemain memperlihatkan marwahnya sebagai seniman lapangan hijau, saat melabrak Korea Selatan 4-1. Empat gol Brasil, dibuat dalam kurun waktu 35 menit. Neymar dan kawan kawan mempertontonkan talenta alamnya. 

Cara Brasil bermain, tak ada lagi batas antar lini. Semua pemain dalam satu formasi,  untuk menjaga  pertahanan, merebut lapangan tengah, maupun  menyerang. Taktik dan gaya main  Brasil itu jauh lebih dahsyat dibanding totalfootball Belanda di Piala Dunia 1974, dengan bintangnya,  Johan Cruyff.

Lihat saja, ketika Brasil menyerang. Dimulai dari umpan pendek pendek, cepat menjalar. Tiktak aliran bolanya sulit ditebak, tiba tiba enam hingga tujuh pemainnya berada di wilayah tembak, bahkan jauh masuk ke dalam kotak pinalti.  Begitu juga saat bertahan, semua pemain berperan. 

Di sepak bola 95 persen gol berawal dari  pinggir lapangan. Brasil, paling hebat perkara menyisir lapangan ini, sebab punya sederet pemain sayap yang fasih melewati lawan, memberi umpan ke mulut gawang, atau langsung mengancam kiper dengan tendangan kerasnya. 

Pilihan pertama  Brasil di wilayah strategis itu Vinicius Junior dan Raphinha. Di bangku cadangan masih ada Martinelli, Antony, Rodrygo. Merekalah yang memanjakan ujung tombak Richarlison, dan  pemain lini kedua dengan umpan matang di mulut gawang, untuk terciptanya  gol. 

Di dapur permainan, atau lapangan tengah, Brasil beruntung punya Casemiro, Paqueta dan Neymar. Ini salah satu trio terbaik. Casimero lugas dan cerdas sebagai gelandang jangkar. Sedangkan Paqueta dan Neymar aktif menyerang. Asyiknya, Neymar meninggal kebiasaannya, berlama lama menggoreng bola. 

Di lini belakang Brasil punya  empat  nama besar, pawang empat klub ternama, Danilo, Marquinhos, Tiago Silva dan , Eder Militao. Sudah pasti, untuk melewati mereka lawan perlu kerja ekstra keras,  keahlian khusus dan mental kuat. Kalau tidak punya, maka melihat bayangannya saja, lawan akan gugup. Adanya Alisson di bawah tiang gawang, pertahanan Brasil semakin kokoh. 

Pendukung Perancis dan Brasil boleh optimistis, tapi jangan takabur. Soalnya, di Piala Dunia selalu ada sensasi. Maksudnya, kalau Perancis dan Brasil lengah, maka Belanda, Inggris, Portugal dan Argentina bisa menyalip.  Kalau Maroko? Tampaknya butuh  bantuan "Tangan Tuhan"...... hahahaha... 

Penulis: Reva Deddy Utama, Wartawan - Pemerhati Sepak Bola.