Aturan FIFA Dilanggar, Tembakan Gas Air Mata Kok Bisa Ada di Stadion?

Tragedi Maut Kanjuruhan, Gas Air Mata Dilarang FIFA
Tragedi Maut Kanjuruhan, Gas Air Mata Dilarang FIFA (Foto : Tangkap Layar)

Antv – Insiden maut pecah hingga kerusuhan tak terelakan ketika Aremania terlibat bentrokan dengan pihak keamanan usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi Sabtu malam (1/10/2022). 

Dalam insiden itu, setidaknya 127 Aremania, julukan pendukung Arema FC, meninggal dunia. Setidaknya 34 orang meninggal di lokasi kerusuhan, sisanya meninggal dalam perawatan rumah sakit.

Penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian ke arah tribune penonton di Stadion Kanjuruhan menjadi sorotan. Dalam Regulasi FIFA soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, FIFA menyebutkan penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa dilarang.

Akan tetapi kenyataan di lapangan berbeda dengan regulasi FIFA yang semestinya dipegang penuh PSSI, penyelenggara kompetisi, klub, hingga panitia penyelenggara.

 

img_title
Pray for Kanjuruhan, 127 Orang Tewas, 8 Mobil Polisi Rusak Parah. (Foto : Tangkap Layar)

 

Polisi yang bertugas mengamankan pertandingan Arema vs Persebaya menembakkan gas air mata ke tribune penonton guna mengendalikan suporter yang marah setelah Singo Edan dibekuk Bajul Ijo, 2-3.

Larangan FIFA soal penggunaan gas air mata itu tertuang pada Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.

"Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa," tulis regulasi FIFA tersebut.

Penggunaan gas air mata oleh polisi yang ditembakkan ke tribune penonton itu pun jadi pertanyaan besar bagi netizen yang sangat menyayangkan tindakan pihak kepolisian.

img_title
Detik-detik Kerusuhan Pecah dari Dalam Stadion Kanjuruhan. (Foto : Tangkap Layar)

"Padahal udah jelas, regulasi dari FIFA penggunaan gas air mata di stadion itu dilarang. Kok yo bisa-bisanya gunain itu di stadion dengan masa banyak dan pintu keluar yang kecil," tulis salah satu netizen di Twitter.

"Ini tear gas udah dibanned FIFA tapi kok polisi gak tau apa gimana?" warganet lain menimpali.

"Membawa gas air mata ke dalam stadion aja udah dilarang sama FIFA, ini malah ditembakin." ketus warganet lainnya.

Disisi lain, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan pihaknya melakukan penembakan gas air mata tersebut berdasarkan alasan keselamatan para peemain dan ofisial, karena ulah para pendukung Arema yang tidak puas dan turun ke lapangan yang melakukan tindakan anarkis dan membahayakan. 

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Nico dikutip dari Antara.