Akibat Limbah Beracun, Ribuan Ikan Petani Kerambah Sungai Padang Mendadak Mati

Ribuan Ikan Petani Kerambah Sungai Padang Mendadak Mati Akibat Limbah Beracun
Ribuan Ikan Petani Kerambah Sungai Padang Mendadak Mati Akibat Limbah Beracun (Foto : )
Ribuan ikan  yang hidup di sepanjang Sungai Padang kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Mendadak Mati. Dugaan matinya sejumlah ikan ini disebabkan air sungai tercemar limbah pabrik sawit milik perusahaan swasta yang berada di hulu sungai.Sejumlah warga dari anak-anak, remaja dan orangtua turun ke sungai menangkap ikan menggunakan tangguk dan jaring, bahkan ada yang menangkap ikan dengan menggunakan tangan. Ikan yang didapat seperti ikan emas, nila, patin.Dari penuturan warga menyebutkan, ribuan ikan yang mati itu bermula dengan berubahnya warna air Sungai Padang yang menjadi kehitaman. Beberapa menit kemudian, berselang tak berapa lama  ribuan ikan terlihat timbul dari dasar sungai. Tak hanya berdampak dengan matinya ikan dan ekosistem, petani ikan kerambah juga merana akibat peristiwa ini. Para petani keramba sedih melihat ikan mereka mati di keramba, padahal sebagian ikan sudah siap panen.Salah seorang petani keramba mengatakan, “ baru ini kejadian sampai ikan mati akibat buangan limbah pabrik”, ia juga mengatakan puluhan ribu ikan miliknya mati serta mengalami kerugian puluhan juta.Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan Perikanan  Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara pihaknya menduga asal limbah  beracun berasal dari pabrik sawit yang ada di hulu sungai. Namun pihaknya masih mengambil sampel air sungai untuk untuk di teliti  guna mengetahui dan memastikan  pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah milik pabrik.Sesaat terjadinya peristiwa ini, sejumlah jurnalis televisi dan cetak melakukan penelusuran dan  mencari informasi asal limbah pabrik. Namun saat wartawan mencoba mengambil gambar di lokasi pembuangan limbah di dasar aliran air pabrik, seorang yang mengaku oknum  humas di pabrik tersebut marah dan menghalangi wartawan melakukan peliputan sehingga suasana menjadi panas dan terjadi adu mulut. Guna menghindari hal yang tidak di inginkan, sejumlah wartawan pun akhirnya memilih mundur dan meninggalkan lokasi pabrik.Laporan dari Daud Sitohang dan Rudianto Purba, Tebing Tinggi, Sumatera Utara