"Bagaimana Buya Hamka selalu meminta dan mendengarkan pendapat istrinya dalam setiap momen penting kehidupannya, bagaimana kedekatannya, keikhlasannya, bagaimana selalu mendampingi dan membawakan secangkir kopi di setiap kali Buya Hamka sedang mengetik dengan sebelas jari dan menuliskan karya-karyanya yang monumental," tambahnya.
Najwa Shihab merasa senang karena selain menyoroti kehidupan Buya Hamka, film tersebut juga meng-highlight peran seorang perempuan dalam hal ini digambarkan oleh Siti Raham.
"Saya senang sekali film ini meng-highlight peran perempuan, meng-highlight peran istri, sesuatu yang rasa-rasanya jarang dieksplorasi kalau kita bicara film tentang ketokohan seorang pria atau bapak-bapak," ucapnya.
"Jadi ini bukan soal Buya Hamka tapi juga soal ibu Siti Raham dan saya rasa itu luar biasa," ujar Najwa Shihab.
