Studi Terbaru: Varian Baru Corona Inggris 30-70 Persen Lebih Mematikan

Studi Terbaru: Varian Baru Corona Inggris 30-70 Persen Lebih Mematikan
Studi Terbaru: Varian Baru Corona Inggris 30-70 Persen Lebih Mematikan (Foto : )
Penelitian terbaru dari beberapa institusi menyebut bahwa varian baru corona Inggris 30-70 persen lebih mematikan dibandingkan strain aslinya.
Varian baru corona Inggris yang juga disebut dengan B117, kini sudah menyebar ke 60 negara di di dunia. Varian ini diwasapdai para ahli karena disebut lebih mematikan hingga menyebabkan pasien Covid-10 harus rawat inap.Dikutip dari
Forbes , penelitian baru dari beberapa institusi menemukan peningkatan keparahan kasus Covid-19 pada varian baru dibandingkan mereka yang tidak terpapar dengan varain tersebut. Disebutkan, bahwa varian baru corona Inggris 30-70 persen lebih mematikan dibandingkan strain aslinya.“Ada potensi keterbatasan dalam semua kumpulan data yang digunakan tetapi analis ini menunjukkan bahwa kemungkinan B117 dikaitkan dengan peningkatkan risiko rawat inap dan kematian dibandingkan dengan infeksi non B117, “ para penulis menyimpulkan.Data yang digunakan para peneliti berdasarkan hasil uji pada komunitas terkait data kematian, semua didasarkan pada kumpulan data yang sama. Beberapa penelitian lain melihat efek varian B117 pada rawat inap.Secara khusus, Public Health Scotland menggunakan ‘S-gene target failure’ sebagai penanda untuk mengidentifikasi varian kasus Covid-19. Para peneliti mencatat risiko rawat inap lebih tinggi di antara kasus ‘S-gene target failure’ dibandingkan dengan ‘S-gene positive cases’.Selain itu, data dari Intensive Care National Audir and Research Center (ICNARC) dan QRESEARCH juga menemukan pasien dengan varian baru corona lebih mungkin masuk ICU dibandingkan dengan strain asli.Namun, tidak semua ahli menyetujui temuan data soal varian baru corona Inggris ini. Penelitian dan data yang digunakan disebut masih sangat terbatas. Akan tetapi, penularan corona yang lebih tinggi memang terjadi.“Belum diketahui secara pasti bahwa varian B117 lebih mematikan. Meski begitu, hal ini harus mengisyaratkan upaya untuk mempercepat vaksinasi demi mengimbangi penyebaran varian corona yang lebih menular,” kata Amesh Adalia, MD, Dokter Penyakit Menular dan Asisten Profesor Tambahan, Pusat Kesehatan Global, Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.