Fenomena Abdul Somad, Sang Pemersatu Umat

ABDUL SOMAD DAN JAMAAH
ABDUL SOMAD DAN JAMAAH (Foto : )
Di tengah krisis kepemimpinan nasional, ada fenomena lahirnya pemersatu umat dari Riau. Kehadirannya di suatu tempat ditunggu banyak orang dengan bersemangat. Usianya masih muda. Kelahiran 1977. Baru 40-an. Ilmunya mumpuni. Alumni Al-Azhar Kairo dan Darul Hadis Maroko. Penguasaan terhadap ilmu agamanya, membuat sesi tanya-jawab dengannya begitu diminati. Tak ada pertanyaan yang “sulit”. Semua dijawab mengena di hati: dengan bahasa yang mudah dimengerti tapi tegas.[caption id="attachment_83989" align="alignnone" width="300"]
Ustadz Abdul Somad dan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan. [/caption]Media sosiallah salah satu yang mempopulerkan namanya ke mana-mana. Kemunculannya di kancah dakwah adalah fenomena. Di mana pun berceramah selalu diserbu jamaah. Di dunia maya, videonya ditonton banyak mata. Dia pun berseloroh, “Di mana ada sinyal, di situ ia dikenal.” Dan yang tak mengenalnya berarti, “Dia lagi tak punya paket internet.”Dialah Ustadz Abdul Somad. Ulama asal Riau ini, kini mengemuka luar biasa. Tidak hanya diundang masyarakat lokal untuk mendengarkan kajian ilmu agamanya. Masyakarat mancanegara pun mengakuinya. Namanya menjadi perbincangan. Kajian-kajian berat dan sensitif semisal aliran menyimpang macam Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, Qadariyah, dan Syiah, putus dan gamblang oleh Ustadz Abdul Somad dalam waktu singkat—tak lebih dari satu jam.Dalam menyampaikan pendapat fiqih, Ustadz Abdul Somad memberikan pilihan-pilihan selama masih dalam koridor empat mazhab. Ia menyampaikan pendapat seluruh mazhab tanpa harus mematok pendapatnya paling benar. Umat diberikan pilihan sesuai dengan pemahamannya.Inilah yang tampaknya menjadi daya tarik Ustadz Abdul Somad. Ceramah yang sebenarnya rumit, dengan bahasan berat, bisa dibuat semenarik mungkin.  Ustadz Abdul Somad tampaknya menyadari selama ini energi umat habis karena bertengkar membahas masalah-masalah khilafiyah yang memicu perpecahan. Ustadz Abdul Somad hadir dengan ceramahnya yang santai penuh humor tapi tegas berisi untuk mempersatukan sehingga ia pantas dianggap sebagai ulama pemersatu umat.Dibanding ulama-ulama masyhur yang juga berkharisma sebelumnya, semisal  KH Zainuddin MZ atau Aa Gym, wawasan keislaman Ustadz Abdul Somad tampak lebih luas dengan penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya lebih lengkap meski mengaku bukan lulusan atau anak pesantren. Daya ingatnya luar biasa.  informasi sumber kitab langsung mengalir dari ingatannya: nama kitab, nama pengarang, teks kalimatnya dan konteks kitab yang dikutipnya. Banyak kalangan ulama hormat atas penguasaan sumber-sumber kitab klasiknya.Ada yang bilang, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu, humoris, dan independen ini, tidak mustahil akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan. Sosoknya jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ia tegas tapi fleksibel. Militan tapi juga kultural.(dari berbagai sumber)