Lagi, Suara Dentuman Misterius Terdengar, Kali Ini di Majene, Ini Kata BMKG

Lagi, Suara Dentuman Misterius Terdengar, Kali Ini di Majene, Ini Kata BMKG (Foto Dok. Ilustrasi)
Lagi, Suara Dentuman Misterius Terdengar, Kali Ini di Majene, Ini Kata BMKG (Foto Dok. Ilustrasi) (Foto : )
Warga Desa Maliaya, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, digegerkan dengan kabar adanya suara dentuman misterius yang diduga dari dasar laut pada Selasa (26/1/2021).
Kepala Desa Maliaya, Masri, mengungkapkan suara dentuman tersebut terdengar oleh warga sebanyak dua kali, yakni pada pukul 09.00 WITA dan pukul 18.00 WITA.Hal itu membuat warga di desa tersebut panik dan saat ini memilih mengungsi ke dataran tinggi."Iya, memang betul itu ada suara dentuman kayak suara ban pecah dan suara gemuruh dari dalam tanah. Jadi warga pada panik dan lari ke atas gunung mengungsi," kata Masri, Rabu (27/1/2021).Dia menjelaskan, saat ini sebagian warga Desa Maliaya memilih tidur di tenda pengungsian karena tidak berani bermalam di rumahnya. Mereka baru kembali ke rumah pada siang hari."Kalau malam ada sebagian yang berjaga laki-laki di kampung karena khawatir marak pencuri," terangnya.Sebelumnya, Kepala Seksi Trantib Kecamatan Malunda, Yusriah, mengatakan suara dentuman juga sempat didengar warga sebelum terjadi gempa berkekuatan 5,9 magnitudo pada Kamis (14/1/2021) siang yang disusul dengan gempa 6,2 magnitudo pada Jumat (15/1/2021) dini hari."Ya memang, sebelum gempa 5,9 (magnitudo) mengguncang, ada juga dentuman yang didengar masyarakat. Menurut penyampaian rekan kami," ujarnya.Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Majene, Agus, dalam rilisnya yang diterima Sulbar Kini meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu yang beredar.Menurutnya, dari hasil monitoring Pusat Gempa Regional (PGR) IV Makassar, menunjukkan tidak ada data rekaman seismik yang mencatat adanya gempa di wilayah tersebut."Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang beredar. Memastikan informasi mengenai gempa bumi berasal dari lembaga resmi BMKG," jelasnya, seperti dikutip dari Kumparan.