Menpora Bakal Bangun Laboratorium Anti Doping Pertama di Indonesia

Menpora Bakal Bangun Laboratorium Anti Doping Pertama di Indonesia
Menpora Bakal Bangun Laboratorium Anti Doping Pertama di Indonesia (Foto : )
Menpora Zainudin Amali akan membuat sejarah baru dengan membangun laboratorium anti doping pertama di Indonesia. Lokasinya ada di Solo, Jawa Tengah.
Laboratorium anti doping pertama di Indonesia nanti dikatakan adalah bentuk kerjasama Menpora dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).Laboratorium akan dibangun di lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Surakarta, Solo, Jawa Tengah.Pembangunan laboratorium anti doping berlatar belakang, setiap kali akan mengikuti kegiatan olahraga, Indonesia selalu mengirimkan sampel anti doping ke laboratorium luar negeri.Hal itu tentu saja memakan biaya mahal dan waktu yang lebih lama. Padahal Indonesia adalah negara besar yang seharusnya sudah memiliki laboratorium anti doping sendiri.Oleh karena it pemerintah ingin mewujudkan hal tersebut yang sudah lama tak terealisasi."Kita berencana akan membuat laboratorium dan rupanya berita ini dibaca oleh Pak Menkes. Beliau menunjuk Kota Solo (RS Ortopedi) agar dapat dijadikan laboratorium anti doping di Indonesia," cerita Menpora RI, saat berkunjung ke RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah dalam keterangan resmi Kemenpora.Penujukkan ini bukan tanpa alasan, pasalnya Kota Solo memiliki sejarah yakni menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasionaal (PON) pertama.Lahan seluas 700 meter persegi sudah disiapkan di lingkungan RS Ortopedi untuk pembangunan laboratorium anti doping,"Sesingkat itu, Pak Menkes baca berita dan kita ada rencana membuat laboratorium dan beliau langsung menunjuk lahan di RS Ortopedi ini, ada juga untuk recoveri atlet pasca cedera jadi nanti juga bisa berkolaborasi dan sinergi," tambah Menpora.Ia berharap, rencana ini akan segera terealisasi di tahun 2021 dan sertifikasinya akan segera dimintakan ke WADA (World Anti Doping Agency)."Ini sejarah baru, kita akan punya laboratorium anti doping pertama di Indonesia, akan kita gunakan sendiri dan negara lain juga dipersilahkan untuk mengirim sampel dan tetap di bawah pengawasan dari WADA tentang kompetensi dan sebagainya. Sehingga hasil dari uji doping ini bisa diakui dunia internasional. Ini adalah satu bentuk sinergi pemerintah tingkat pusat, mohon dukungan dan doanya semoga segera terwujud," kata Menpora.Keberadaan laboratorium anti doping diharapkan juga bisa menambah pendapatan negara, sebagai jasa tes doping untuk negara-negara lain."Kita harapkan kedepan juga menjadi rujukan bagi negara-negara lain, minimal Asia Pasific, dan ini pasti akan mendatangkan devisa negara," ujar Menpora lagi.Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes, Rita Rogayah, mengungkapkan letak lahan untuk laboratorium nanti cukup strategis.Nantinya, lab ini akan dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA (World Anti-Doping Agency)."Menurut Direktur Ortopedi sudah menyiapkan lahan seluas 700 meter persegi, letaknya strategis di depan. Lab ini akan dibuat tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA dan kami masih mempersiapkan semuanya dan akan dimulai pada tahun 2021," kata Rita Rogayah."Semoga semua cepat terlaksana. Ini tidak main-main karena bukan hanya untuk nasional tapi kedepannya juga dipersiapan laboratorium doping taraf internasional," tambah Rita lagi.