Bayi Mungil Rohingya Ini Bertahan Hidup Dalam Pelarian Ke Bangladesh

Rohingya
Rohingya (Foto : )
Si bayi hanya menatap nanar tak punya tenaga. Seperti Rusmaidah misalnya, bayi ini tampak termenung lemas. Berdiam di rangkulan sang Ibunda, kata si Ibunda, Fatimah namanya, Ia dan bayinya baru saja tiba dari perjalanan jauh, lari dari kekalutan dan ketakutan yang mencekam di kampung mereka di Rakhine State.“Saya dari Maungdaw, tujuh hari lalu berjalan kaki, menyeberang pakai perahu nelayan sampai ke sini, tolong saya,” kata Fatimah kepada translator kami.Sang Ibunda pun menangis, tak sampai hati membayangkan betapa pedih penderitaan yang harus dialami. Apalagi Fatimah bertutur dalam isaknya, bahwa ayahanda Rusmaidah ikut terbunuh, diberondong peluru militer Myanmar hanya sesaat ketika rumah-rumah di kampung mereka dibakar. Ketika rumah-rumah mereka dibakar itulah, sang bayi Rusmaidah bergegas digendong oleh ibunda, lari dari kampung mereka.Mengikuti rombongan tetangga juga saudara lainnya keluar dari kampung, lari dari rasa takut dan ancaman pembunuhan. Fatimah makin tertunduk lemas, terisak tak henti ketika terbayang bahwa jasad suaminya, sang ayahanda si bocah Rusmaidah tak pernah sempat diurus dan dikuburkan sebagaimana mestinya, ditinggal begitu saja di dalam kampung yang baru saja dibakar oleh serdadu Burma.