KROSCEK: Serangan Teror, Gereja di Sulawesi Tengah Dibakar Habis

fi gereja
fi gereja (Foto : )
Muncul di media sosial sebuah narasi yang menyebut ada serangan teror sebuah gereja di Sulawesi Tengah dibakar habis.
Beredar di media jejaring sosial
Facebook dari akun bernama John Wing, pada 27 November 2020 yang mengabarkan adanya aksi teror dan pembakaran Gereja di Sulawesi Tengah. Postingan menyertakan tautan artikel berita dari laman persecution.org, berjudul “Indonesian Terrorist Burns Church Christian Homes Killing Four” Berikut selengkapnya narasi yang dimaksud: Inilah salah satu contoh akibat yg mengerikan dari ceramah imam jumbo soal “Penggal Kepala” Tuhan tolong...Serangan teror ke Gereja di Sulawesi Tengah Jumat pagi, 27 November.Serangan dilakukan di Lewonu Lembantongoa, Sulawesi tengah dengan Korban :
  1. Gedung Gereja Pos Pelayanan Lewonu Lembantongoa dibakar habis
  2. 6 Rumah jemaat dibakar
  3. 4 orang jemaat meninggal ( 2 orang meninggal dipotong, 1 orang putus leher dengan badan dan 1 orang dibakar )
Peemerintah harus bertindak tegas.https://www.persecution.org/2020/11/27/indonesian-terrorist-burns-church-christian-homes-killing-four/." [caption id="attachment_407089" align="alignnone" width="496"] Postingan akun John Wing. (Screenshot Facebook)[/caption] Benarkah informasi ini? Berikut krosceknya. Penelusuran KROSCEK ANTVklik, lewat perambahan Google terkait berita yang diunggah akun John Wing, melalui kata kunci dalam klaim, hasil pencarian teratas merujuk ke laman suarasumut.id dalam laporan berjudul “Keji! Teroris MIT Ali Kalora Penggal dan Bakar 4 Warga Sigi Sulawesi Tengah” yang dimuat pada Sabtu 28 November 2020. Dalam laporannya, dipaparkan kelompok teroris Muhajid Indonesia Timur alias MIT pimpinan Ali Kalora membunuh empat orang yang merupakan satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Keempat warga yang dibunuh hari Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA tersebut, di antaranya dipenggal dan satu dibakar. Keempat korban teridentifikasi sebagai Yasa, menantunya bernama Pinu, dan dua anggota keluarga lain: Pedi dan Naka. Keempat orang itu adalah anggota jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan. "Berdasarkan keterangan saksi, diduga pelaku penyerangan adalah DPO kelompok MIT. Itu setelah kami perlihatkan foto 11 DPO kepada saksi, ada tiga yang dikenali, salah satunya Ali Kalora," kata Kabid Humas Polda Sulteng Komisaris Besar Didik Suparnoto, Sabtu (28/11/2020). Namun, ia menegaskan, kelompok MIT Ali Kalora menyerang secara random atau acak, tidak benar-benar mengarah ke satu kelompok tertentu. "Ya, namanya teroris, mereka menyerang untuk menakut-takuti. Melakukan serangan acak, antara MIT dan satu keluarga yang meninggal tidak ada hubungan atau persinggungan apa pun," kata dia. Tak ada gereja dibakar Sementara Kapolres Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama SH SIK dalam keterangan resmi membenarkan adanya penyerangan tersebut "Tapi tidak ada gereja dibakar. Di desa itu tak ada gereja. Jadi korban ada 4 yang meninggal dan 3 rumah warga dibakar," kata dia. Kekinian, sebanyak 150 kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa diungsikan pascapenyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal pada hari Jumat (27/11/2020), sekitar pukul 09.00 WITA. Kepala Desa Lemban Tongoa Deki Basalulu menjelaskan bahwa mereka yang mengungsi itu bermukim dekat lokasi kejadian penyerangan. Dijelaskan pula bahwa keluarga diungsikan ke tempat yang lebih aman yang lokasinya masih di Desa Lemban Tongoa. ''Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk,'' katanya. Berdasarkan keterangan saksi mata, kata Deki, pelaku yang melakukan penyerangan itu berjumlah enam orang. ''Warga ada yang lihat. Namun, sampai sekarang belum didapat, ada enam orang,'' kata Kades Lemban Tongoa. Ia berharap kepada masyarakat, khususnya Lemban Tongoa, jangan mudah terprovokasi ketika menerima informasi di media sosial yang kontennya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. ''Kami aman. Saya tidak suruh warga untuk meng-upload di media sosial. Saya berharap tidak ada yang terprovokasi,'' katanya. Sebelumnya diberitakan, terjadi penyerangan di Desa Lemban Tongoa oleh sekelompok orang tak dikenal. Akibat kejadian itu, sejumlah rumah warga terbakar dan empat orang warga yang diketahui merupakan satu keluarga meninggal dunia. (Link: https://sumut.suara.com/read/2020/11/28/133402/keji-teroris-mit-ali-kalora-penggal-dan-bakar-4-warga-sigi-sulawesi-tengah?page=all) Dari referensi sudah dijelaskan tidak ada Gereja yang dibakar, seperti disampaikan Kapolres Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama SH SIK. Kemudian penelusuran lain juga disampaikan Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso membantah terjadi pembakaran gereja. "Perlu diluruskan bahwa di antara yang dibakar tidak ada gereja," kata Abdul seperti dilansir Detik.com, dalam laporannya berjudul "Sabtu 28 November 2020. Menurut Abdul, objek pembakaran oleh kelompok orang tak dikenal hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat. Abdul berharap isu pembakaran gereja itu harus segera diluruskan. "Informasi ini harus diluruskan, sebab sudah beredar di medsos FB (Facebook). Jangan sampai meluas hingga terjadi konflik isu sara," ujar Abdul. Bahwa benar ditemukan sebanyak 4 orang tewas mengenaskan di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng pada Jumat pagi 27 November 2020. Keempat orang itu merupakan satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri, seorang anak perempuan dan seorang menantu. Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Suparnoto menduga kasus pembunuhan ini melibatkan pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Tiur (MIT) Ali Kalora. Kelompok ini tidak menargetkan khusus korbannya. "Jadi mereka bergerak ramai-ramai. (Hubungan MIT dengan keluarga yang tewas) tidak ada, jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat," kata Didik seperti dllansir Detik.com, Sabtu 28 November 2020. Aparat gabungan TNI-Polri Satgas Tinombala dilaporkan tengah mengejar kelompok tersebut. Aparat mempersempit area pelarian yang mengarah ke hutan di Palolo. (Link: https://news.detik.com/berita/d-5273144/polisi-pastikan-tak-ada-gereja-dibakar-dalam-pembunuhan-satu-keluarga-di-sigi?) Dari kroscek dan penjelasan, dapat disimpulkan klaim bahwa sebuah gereja di Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) dibakar habis pada Jumat 27 November, adalah tidak benar alias hoaks. Informasi termasuk kategori fabricated content atau konten palsu. Fabricated content terbilang menjadi jenis konten palsu yang paling berbahaya. Konten ini dibentuk dengan kandungan 100% tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara fakta.