Novendra Masih Perlu Latihan Keras Walau Sudah Bergelar GM

novendra
novendra (Foto : )

antvklik Pecatur Indonesia Novendra Priasmoro masih harus berlatih keras meski sudah meraih gelar Grand Master (GM) di Liberec Open 2020, Republik Ceko akhir Februari 2020. Manajer sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan bahwa Novendra harus mau berubah dan tidak hanya mengandalkan pelatih apabila dia mau menaikkan elo rating hingga 2.600 atau 2.700 poin.

"Soal potensi ada tapi kerja kerasnya ini dia belum tahu dan belum ada. Dia merasa latihan selama ini cukup padahal itu tidak cukup untuk (meraih) poin 2.600 hingga 2.700," kata Kristianus di Jakarta, Kamis (5/3/2020). "Dunia catur sekarang sudah memakai sains. Nah dia masih kurang dan latihannya masih seperti biasa," tambahnya.

Kristianus mengatakan, Novendra masih kurang lihai saat menerapkan strategi pembukaan bertipe menyerang. Maka menurutnya, pecatur berusia 20 tahun itu perlu mulai melakukan riset dan mempelajari data-data sebagai referensi untuk mengetahui strategi pembukaan bertipe menyerang.

Novendra menjadi penerus pecatur Indonesia yang meraih GM. Namun, PB Percasi menunggu waktu 16 tahun untuk melahirkan kembali pecatur bergelar GM melalui Novendra Priasmoro. Ia mencetak kemenangan pada babak ketujuh turnamen catur Liberec Open 2020 di Liberec, Republik Ceko.

Gelar GM diraih Novendra setelah mencatat kemenangan ketujuh secara beruntun mengalahkan IM Klaudia Kulon yang memiliki rating 2.335 dari Polandia pada langkah ke-25 pembukaan Serangan Trompowsky. Kemenangan ini memastikan tambahan rating 11 poin bagi Novendra untuk memenuhi persyaratan GM sebesar 2.500. Kini ia telah mengumpulkan elo rating menjadi 2.502 poin.

Indonesia memiliki GM melalui Susanto Megaranto yang meraih gelar tersebut di usia 17 tahun pada 2004. Susanto memecahkan rekor Utut Adianto yang pernah menjadi pecatur termuda Indonesia yang meraih gelar GM di usia 21 tahun pada 1986.

Sebelumnya, Indonesia telah memiliki GM lainnya, yaitu GM Herman Suradiradja (1977), GM Herman Ardiansyah (1986), GM Utut Adianto (1986), GM Edhi Handoko (1994), GM Ruben Gunawan (1999), GM Cerdas Barus (2002), dan GM Susanto Megaranto (2004).