#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut

#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut
#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut (Foto : )
Setahun 2019 telah berlalu. Sesaat menjumpa tahun 2020. Kisah tahun ini akan dikenang menjadi celoteh tahun silam. Kehidupan terus berjalan. Kisahnya pun terus dituturkan. Inilah celoteh tahun ini di negeri [+62]. Eling wahai para makhluk tanah! Mulutmu adalah Harimaumu! Demikian gelegar suara terdengar lantang di lereng Gunung Kedut. Membuat bulu kuduk rakyat Kampung Kenyot berdiri.
Mbah Sastro keluar rumah, duduk di teras. Menarik nafas dalam-dalam. “Ya, terserah saja, suka-suka yang memberi namalah,” gumam Mbah Sastro membuka celoteh
ngalor ngidulnegeri [+62] ini. Emangnya ada masalah dengan nama? Namaku gak diridai Allah! Kata batin Mbah Sastro seraya menyulut rokok perdananya setelah puasa Selasa - Jumat selama 40 hari. Dalam mimpinya semalam, Mbah Sastro ikut ceramah. Pembicaranya seorang pemuda. Berjenggot dan berlogat Yaman. Dalam ceramah itu, si pemuda berbicara lantang dan yakin. Sesiapa yang namanya tidak menggunakan nama Islam, tak bakal dipanggil ke Surga oleh Allah. Bayangkan, betapa sesaknya neraka jika orang-orang baik juga berada di neraka hanya karena nama mereka seperti namaku, Sastro, Dalijo, Ngayadi, Pujo, Nyoman, Made, Bogi, Joko, Widodo, Yayuk, Sunarti, Tuti, dan lain-lain. Nama-nama yang dianggap tidak Islami. Eh, pada dasarnya nama adalah doa ya, Mbah? Kata siapa?! Sejatinya nama hanyalah tetenger atau penanda. Kalian saja yang senengnya otak-atik gatuk! Nama itu untuk mengenali, memudahkan kalian menandai sesuatu atau seseorang. Nama tidak serta merta merupakan 'doa' yang berpengaruh! Nama itu terkait soal bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya. [caption id="attachment_264292" align="alignnone" width="650"]#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption]Bagaimana dengan yang namanya cuma (.)? Tanda titik tok! Bagaimana juga yang namanya cuma (Y)? Huruf Y tok! Beginian masih mau dibahas? … Enggak, Mbah! Baca: Percayalah! Banyak Orang Baik Masuk Neraka! Es teh setengah manis diseruput. Secarik kertas hasil coretan setahun dibacanya. Ada lagi nih … Main catur haram! What?! Catur ini telah menjadi bagian penting peradaban Islam loh! Abū Bakr Muḥammad ibn Yaḥyā ibn al-'Abbās al-Ṣūlī adalah salah satu pemain catur abad kesepuluh. Dia juga menulis buku-buku tentang strategi permainan catur! Shaṭranj al-Nisḥa al-Awala (Catur, Naskah Pertama) dan Shaṭranj al-Nisḥa ath-Thānīa (Catur, Naskah Kedua). Abū Bakr Muḥammad ibn Yaḥyā ibn al-'Abbās al-Ṣūlī dilahirkan dalam keluarga terkenal asal Turki, kakek buyutnya adalah pangeran Turki Sul-takin dan pamannya adalah penyair Ibrahim ibn al-'Abbas as-Suli. Mereka beragama Islam! Bagaimana mungkin anak muda itu berceramah mengharamkan catur?! Woalah, Mad, ngombe es tehmu ndisik, Cuk! Mbah Sastro beranjak lalu memungut runjung atau buah cemara. Bergumam, rakyat lereng Gunung Kedut beruntung. Banyak buah cemara yang bisa dikreasi menjadi Pohon Natal. Rejeki tahunan yang laris manis. Tiba-tiba Mbah Sastro ngakak. Ingat sliweran berita di media sosial bahwa ngucapin Selamat Natal gak boleh. Ealaaah … takut jadi nasrani? “Mbah! … Woooiii, lupakan! Hidup itu asyik, gak usah ribet!” suara Dajjal mengejutkannya. “Semua ini hanyalah permainan pikiranmu! Hidupmu dikocok-kocok oleh pikiranmu! Crot! Keluarlah banyak sampah omongan yang tidak membangun, memecah-belah,” kata Dajjal. “Contohnya drama pilpres yang lalu. Bangsa ini sengaja dipecah. Dua kubu besar saling berseteru. Kampret dan Kecebong. Lalu apa ujungnya? Kekuasaan! Mungkin, kenduri duit negara ... Entahlah, aku ngomong mungkin loh! Coba kalian yang mati-matian bela “Singa Padang Pasir”, dapat apa? Kata Tifatul Sembiring di twitternya itu singa sudah jadi “Kucing Rumahan” loh …” “Kalian sudah dipermainkan secara psikologis religius! Eling, ‘kuasa perkataan, rasionalitas, dan nurani’ adalah yang membedakan umat manusia dari hewan-hewan.” Pungkas Dajjal lalu pergi menghilang. Baca:Pantun Tifatul Sembiring untuk Prabowo? Braaakkk! Buuukkk! Tiba-tiba ada suara benda jatuh di samping rumah. Mbah Sastro ngakak disusul suara kekehan yang parau. Mak Lampir tidak bisa ngerem. Nabrak pohon cemara. Terbang terburu-buru. Sepertinya ada sesuatu yang menggembirakan. “Tetep semangat kanggo jiwa-jiwa sing ketok’e tegar tapi jerohane ambyaaarrr!” teriaknya sambil berjoget. “Merayakan kesedihan dengan berjoget, Mbah!” imbuhnya sambil menangis. Ealaaah, nggak harus lebay begitu kali. Biasa saja laaah … “Hatiku ambyar, Mbah!” “Mak, kamu tidak seambyar itu! Aku yang yatim ini, nggak nangis ketika mendengar lagu “Ayah” ciptaan Rinto Harahap. Woles-woles saja. Nggak usah sok sedih, nggak sok ambyar kayak kamu, Mak!” Mbah Sastro jadi ingat fenomena tahun 2019: Sobat Ambyar. Mereka sepertinya membangun mazhab baru: Mazhab Ambyar! Mazhabnya mereka yang porak poranda hatinya karena cinta! Mendaras tembang sedih seraya bergoyang. Merehab jiwa-jiwa luka. Mencipta jiwa-jiwa anyar gemebyar! Imam mereka adalah Lord Didi. Didi Prasetyo alias Didi Kempot! The Lord of Loro Ati bagi Sobat Ambyar. [caption id="attachment_264291" align="alignnone" width="900"]#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption] Ambyar telah menjadi jargon popular bagi para korban patah hati. Ambyar berasal dari bahasa Jawa yang berarti cerai-berai, porak poranda, patah hati. Ambyar kini naik pamor menjadi bahasa gaul yang menggambarkan kondisi hati seseorang yang sedang sedih atau kecewa karena cinta. Namun bersama Lord Didi kesedihan jadi perayaan. Dijogeti! Lirik lagu adalah ungkapan kata-kata. Darimana datangnya? Dari hati yang diolah pikiran! Jikalau pikiran menerima lirik lagu menjadi sebuah kenyataan, maka jadilah itu kenyataan. Mawujud bagimu. “Mak, kalau ambyar itu kamu nikmati menjadi kenyataan, kamu bisa depresi loh!” celetuk Mbah Sastro. Depresi itu penyebab utama bunuh diri. Kalau kamu mau terkenal kayak artis-artis top yang bunuh diri karena depresi ya silakan saja. Baca: Selebritis Dunia Ini Mengaku Punya Gangguan Mental di Tahun 2019 World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia menderita akibat depresi. Itu kenapa tahun 2019, organisasi kesehatan dunia itu mengangkat pencegahan bunuh diri sebagai tema utama. “Makanya dengerin omongan yang tidak positif. Jangan terlalu dimasukin hati kalau ada omongan yang sifatnya destruktif atau merusak!” Baca: Perempuan Stres Akibatnya Jiwa Raga Berubah Jadi BeginiBaca: Wahai Perempuan! Kamu Jomblo Ngenes karena … Kamu Stres! “Aman, Mbah. Ambyar begini masih bisa njoget berarti gak kena gangguan mental.” “Jangan salah! Bisa jadi ini karena gangguan mental!” “Mbah, kalau gangguan mental tuh yang bikin cerita horror soal KKN di Desa Penari!” Mbah Sasto terhenyak, gambaran desa horror menyeruak di pikirannya. KKN di Desa Penari adalah sebuah cerita horor yang dibuat pada 24 Juni 2019 oleh pengguna Twitter bernama @SimpleM81378523 dan menjadi viral di beberapa sosial media sejak 31 Agustus 2019. Sejak dibahas oleh YouTuber Raditya Dika beberapa waktu yang lalu, mau tak mau misteri di balik kisah KKN Desa Penari pun menjadi tambah viral. Mak Lampir nyeletuk,”Mbah, kawasan Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi sempat dianggap sebagai latar dari cerita hoax ini.” “Hoax?” “Iya! Itu yang bikin cerita [SimpleMan] ngaku di video klarifikasinya Raditya Dika kalau dia cuma denger cerita dari orang lain. Ia menyatakan bahwa kejadian tersebut tak langsung dialami dirinya, melainkan seseorang bernama Widya. Usianya sudah lanjut karena dia adalah teman ibu si penulis. Hanya demi viral! Hanya demi ‘Like’ sampai berbohong besar pada rakyat negeri ini! Kan, jancuk!” "Mbah, ini semua semata-mata hanyalah promosi buku, promosi film!" [caption id="attachment_264303" align="alignnone" width="555"]#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut Akun SimpleMan di twitter sudah mengaku kalau bikin buku fiksi KKN di Desa Penari.[/caption]“Waduh! Iya, jancuk, Mak! … Bangsa kita kok doyan banget dicekoki cerita macam begini ya? Kapan move on?” “Lha yo, Mbuh! Ini adalah kegagalan pendidikan agama di negeri ini. Kegagalan para guru-guru agama membuka wawasan rasional, Mbah.” Mbah Sastro tersenyum kecut. Woooiii … di seberang lautan sono sedang berpikir bagaimana menata administrasi negeri, infrastruktur yang rapi, transportasi yang aman dan nyaman, ekonomi yang mapan beerkeadilan, eh … di sini masih saja ngomongin soal hatu-hantuan, takhayul, payah! Baca: Cendol Dawet! Spiritualisme dalam Gerbong KRL Oke, setidaknya ada pesan moral yang keren di hoax cerita KKN di Desa Penari yaitu masyarakat harus menjaga tata krama di mana pun berada. Tata karma terhadap alam sekitar maupun kawan seiring. Saling menghargai dan menjaga satu sama lain. [caption id="attachment_264308" align="alignnone" width="600"]#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut Warung es teh Bu Warsinem yang sederhana di kawasan Jebres, Purwodiningratan, Solo. (Foto: hop.id)[/caption] “Mbah, aku mau pergi dulu,” kata Mak Lampir seraya bergegas beranjak. Mbah Sastro tidak menjawab. Pasti pergi ke warungnya Bu Warsinem di kawasan Jebres, Purwodiningratan, Solo, Jawa Tengah. Es teh manisnya viral, manis legit dan wangi banget! Katanyaaa … Es teh saja bisa viral! Viral itu kan karena celamitan netizen ngoceh di media sosial. Banyak orang penasaran. Banyak yang datang dan mengunggah kembali. Menarik sih soal fenomena viralisme ini. “Kulonuwun, Mbah,” sapa Datuk Panglima Kumbang. “Loh, tumben datang ke sini, Tuk,” sahut Mbah Sastro. “Iya, Mbah. Saya nyari Siti Maemunah,” lanjut Datuk Panglima Kumbang. Baca: Siapa Mak Lampir? Dia Korban Cinta Datuk Panglima Kumbang! “Coba kamu cari ke warungnya Bu Warsinem sana,” jawab Mbah Sastro. “Ngapain dia ke sana, Mbah?” tanya si Datuk. “Jajan es teh manis. Katanya terkenal seantero kota Solo,” jawab Mbah Sastro. “Apanya yang bikin terkenal, Mbah?” si Datuk kepo. Mbah Sastro bertutur, warungnya Mak Sin sih sederhana, tapi katanya di tempat inilah racikan es teh manis paling lezat se-antero Kota Solo itu berasal. Usut punya usut, Mak Sin yang telah berjualan selama kurang lebih 26 tahun ini pakai campuran tiga jenis teh yang berbeda. Ada teh cap Sintren, teh cap Gopek, dan teh cap Kadang Nyapu. Semua teh ini direbus dalam satu jembeng (dandang) dengan takaran air yang telah disesuaikan. Itu pun masih juga diracik lagi saat dicampur gula dan kemudian es batu. Jadi gak asal dituang, lalu dicampur es, kemudian disajikan. Ada rumusnya ternyata … Top! [caption id="attachment_264311" align="alignnone" width="500"]#Kaleidoskop 2019: Celoteh Ngalor Ngidul Negeri [+62] Soal Mulut Netizen membuat Bu Warsinem popular dan es tehnya makin laris manis. (Foto: okezone)[/caption] Mahal dong harganya? Enggak, harga yang dibanderol sangat murah yakni Rp2.500 per gelas. Sehari Mak Sin bisa menjual 500 bungkus es teh manis. Laris, laris, laris ya, Mak Sin! Aamiin! “Mbah, banyak kuliner Indonesia yang viral. Ini semua karena celoteh netizen. Ini artinya netizen punya kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat. Jikalau semua celotehan positif, maka makin indah negeri ini. Seindah alam Indonesia ya, Mbah,” kata si Datuk. “Ya, Indonesia adalah penggalan Surga di Bumi!” jawab Mbah Sastro. Situs penyedia panduan berwisata, Rough Guides, merangkum 20 negara yang terindah di dunia pada Senin (4/1/2019).  Dilansir dari roughguides.com, Indonesia masuk peringkat enam sebagai negara paling indah di dunia. Peringkat satu hingga lima adalah Skotlandia, Kanada, Selandia Baru, Italia dan Afrika Selatan. Baca: Indonesia Penggalan Surga di Bumi Seandainya semua rakyat negeri ini berceloteh semua hal positif dan membangun kebersamaan dan persatuan bangsa tentulah indah negeri ini. Orang bijak cepat mengamati, bukan cepat berceloteh! Ya! Kita sekarang telah memasuki dasawarsa tahun “Mulut”. Begitulah menurut penanggalan Ibrani. Selama sepuluh tahun kedepan waspadai apa yang keluar dari mulut kalian! Segala “kata,” “ekspresi,” “vokalisasi,” “ucapan,” dan “nafas.” Mulutmu, Harimaumu! Baca: Misteri Nubuat Tahun Baru Yahudi dan Situasi Politik Indonesia Awan berarak menyelimuti Gunung Kedut. Mendung makin pekat. Rakyat Kampung Kenyot beranjak masuk ke dalam rumah. Halilintar mulai menggelegar. Meneriakkan pekik cinta dari langit. Selamat Tahun Baru 2020! Sehat, Seger, Waras! (*)