Buruh Australia Khawatir dengan Pekerja Indonesia. Penyebabnya?

jokowi dan pm australia
jokowi dan pm australia (Foto : )
.Ketua ACTU Michele O'Neil menegaskan, serikat buruh bukannya menentang perjanjian perdagangan, melainkan hanya menghendaki adanya amandemen sejumlah poin di dalamnya.ACTU melakukan survei di sejumlah Dapil yang menunjukkan sekitar 75 hingga 80 persen pemilih menentang
Free Trade Agreement
(FTA).Menurut ACTU, pemilih menolak FTA jika membolehkan masuknya pekerja asing ke Australia tanpa adanya "uji pasar", apakah lowongan kerja tersebut memang tak bisa dikerjakan oleh pekerja lokal.Catatan ACTU menunjukkan adanya 1,4 juta pekerja asing di Australia saat ini yang akan meningkat signifikan jika FTA diratifikasi."Perjanjian dengan Indonesia, Peru dan Hong Kong akan membolehkan serbuan pekerja asing dengan visa jangka pendek, yang akan mendorong turunnya gaji dan meningkatnya eksploitasi pekerja," kata Michele O'Neil dalam sebuah pernyataan.

Visa Training

Menurut O'Neil, ksepakatan dengan Indonesia mencakup masuknya 1.500 pekerja dengan visa training.  padahal Australia sendiri sedang mengalami krisis pengangguran di kalangan anak muda, pengurangan jumlah magang dan sekolah kejuruan."(Perdana Menteri) Scott Morrison telah menjual nasib pekerja Australia. Partai Liberal (yang memerintah) ingin agar upah tetap murah. Dia selalu mendahulukan keinginan pengusaha besar daripada keinginan rakyat," tegas O'Neil.Sebelumnya sejumlah politisi dari faksi kiri Partai Buruh dengan tegas menolak perjanjian dengan Indonesia. Mereka menyesalkan Pemerintahan PM Morrison yang memberikan konsesi bagi masuknya pekerja sementara dari Indonesia di samping perjanjian perdagangan.Kekhawatiran serupa juga disampaikan kalangan serikat buruh lainnya seperti, Australian Manufacturing Workers Union (AMWU), United Voice, Community and Public Sector Union (CPSU), Australian Services Union, serta Australian Nursing and Midwifery Federation (ANMF).Kalangan serikat buruh ini telah menyampaikan keberatan mereka kepada Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese.  Serikat buruh mendesak dia untuk menolak perjanjian perdagangan yang akan memperburuk kondisi pekerja Australia.Ketua ANMF Annie Butler misalnya menyatakan, masuknya pekerja asing sebagai implikasi dari perjanjian FTA, jelas-jelas akan mengancam lapangan kerja di sektor keperawatan dan panti jompo."Implementasi FTA dengan Indonesia, Peru dan Hong Kong, yang bertujuan menambah pekerja asing temporer, akan sangat mengancam peluang lapangan kerja sektor keperawatan khususnya di panti jompo," katanya lagi. Sumber: ABC IndonesiaBaca juga: Jutaan Kanguru Terancam Mati