Veronica Koman Mengadu ke Komisioner HAM PBB

veronica koman bersama komisioner ham pbb
veronica koman bersama komisioner ham pbb (Foto : )
Pengacara HAM Veronica Koman telah bertemu dengan Komisioner HAM PBB di Australia. Dalam pertemuan, Veronica tak hanya mengadu soal isu di Papua saja, tapi juga demo mahasiswa.
Pertemuan Veronica Koman dengan Komisioner HAM PBB Michelle Bachelet berlangsung di Sydney Australia, Selasa (8/10/2019) lalu. Foto-foto pertemuan kemudian diunggah Veronica di akun media sosialnya. Veronika menyebut, pertemuan dengan Michelle yang pernah menjadi presiden perempuan pertama di Chile merupakan sebuah penghormatan. Ia juga mengadu soal isu-isu keamanan di Papua. "Saya sampaikan perkembangan situasi terkini dari krisis di Papua Barat, terutama soal pendekatan keamanan yang dilakukan pemerintah Indonesia bulan lalu," tulisnya. Veronica mengaku sempat menyampaikan kepada Michelle soal banyaknya warga sipil yang kini terpaksa mengungsi dari Papua. Selain itu juga menyebut adanya penangkapan sejumlah aktivis serta pemberangusan kebebasan berekspresi di Indonesia. Selain soal Papua, Veronica mengadu soal tindakan aparat saat menangani  demonstrasi mahasiswa di berbagai kota Indonesia.
"Saya juga memberitahunya soal penggunaan kekuatan berlebihan saat protes mahasiswa soal reformasi hukum yang digelar di seluruh Indonesia." Sebelumnya, dalam wawancara dengan televisi ABC Australia, Veronica Koman mengaku sudah mendapat ancaman pembunuhan dan pemerkosaan terkait aktifitasnya mengangkat isu-isu Papua.
"Keluarga saya diintimidasi, orangtua saya sudah dua kali menangis meminta saya berhenti," tutur Veronica.

Khawatir Ditangkap Interpol

Soal status tersangka dari kepolisian Indonesia dan meminta bantuan Interpol untuk menangkap dan memulangkannya ke tanah air, Veronica mengaku sempat khawatir.
"Tapi saya berharap Pemerintah Australia tidak akan menuruti tuntutan bermotif politik ini," katanya.
Veronica berharap Pemerintah Australia meminta Pemerintah Indonesia membuka akses ke Papua untuk jurnalis internasional dan Komisi HAM PBB.
Saat ditanya, apakah tindakannya menyebarkan foto dan video melalui media sosial justru akan memperkeruh suasana, Veronica mengaku sudah berhati-hati.
"Misalnya saat terjadi kerusuhan di Wamena, saya sangat berhati-hati untuk tidak menyebarkan rekaman yang melibatkan konflik horisontal antara penduduk asli dan pendatang. Saya sangat berhati-hati mengenai hal itu," tambahnya lagi.
Sementara menanggapi masalah Papua, Pemerintah Australia mengaku terus memantau perkembangan terakhir.
Dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB akhir September lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morisson dan Menteri Luar Negeri Marise Payne angkat bicara soal Papua.
"Hal ini merupakan permasalahan yang terus dipantau oleh perwakilan kami di Jakarta bersama pihak berwenang di sana. Kami meminta kedua pihak yang terlibat untuk menahan diri," kata Menlu Payne.
Sumber: ABC Indonesia