Batik dalam Perang Budaya Jogja dan Solo dan Mitos Anyaran

Batik Perang Budaya
Batik Perang Budaya (Foto : )
Batik Perang Budaya
Batik motif Udan Riris[/caption]Saat dinihari, hujan gerimis mulai turun. Hujan gerimis yang tertangkap oleh cahaya teplok itulah yang kemudian hari menjadi motif
Udan Riris .Saat itu Rara Beruk telah menjadi permaisuri kedua bergelar Kanjeng Ratu Kencono. Kanjeng Ratu Kencono yang jenius mengajar seluruh abdi dalem dan masyarakat untuk membatik. Menciptakan motif baru yang berbeda dari motif sebelumnya. Jika batik warisan Ki Ageng Henis (Sidoluhur dan Parang) lebih mengarah pada gaya geometris, maka batik Solo tradisi Kanjeng Ratu Kencono lebih bernuansa bulatan.Perkawinan Kanjeng Ratu Kencono dan Pakubuwono III dikaruniai seorang putra. Mereka namakan Kanjeng Pangeran Purboyo. Dialah yang kelak menjadi Paku Buwono IV (1788).Periode Paku Buwono IV (bertahta 1788–1820 M) adalah periode kebebasan berekspresi bagi rakyat kebanyakan. Sebelum Paku Buwono IV, batik dijadikan alat untuk menjalankan kekuasaan maka pada masa Paku Buwono IV banyak motif batik yang lahir dari rakyat biasa. Mitos anyaran era kamardikan