dipakai para isteri bangsawan Kasunanan Surakarta untuk berkabung, melayat. Sedangkan di Jogja malah dipakai para punakawan. Dipakai untuk komedi. Dagelan.[caption id="attachment_236929" align="alignnone" width="600"]
Batik motif Kawung[/caption]Begitu juga sebaliknya, batik Jogja motif Kawung yang dipakai untuk melayat, di Solo dipakai oleh para punakawan. Benar-benar perang budaya. Ejekan yang sangat menghina pada waktu itu.Hal itulah yang membuat Raja Surakarta, Paku Buwono III terguncang. Untuk meredam “perang” ini ia melakukan meditasi kungkum (berendam) di Kali Kabanaran. Lokasi ini persis di dekat makam Ki Ageng Henis. Hal itu ia lakukan pada malam hari. Hanya ditemani penerangan teplok , lampu minyak sederhana.[caption id="attachment_236930" align="alignnone" width="1200"]
Baca Juga :