Cerita Guru SD yang Terjebak dengan Puluhan Siswa Saat Rusuh Wamena

guru sd terkepung wamena
guru sd terkepung wamena (Foto : )
Kerusuhan Wamena Papua meninggalkan trauma mendalam bagi warga pendatang. Salah satunya adalah Innama, guru SD di kota itu yang sempat terjebak dengan puluhan siswa saat rusuh Wamena.
Innama (40) bersama keluarganya telah dievakuasi pasca kerusuhan di Wamena Papua ke kampung halamannya di Mojokerto, Jawa Timur. Ia mengaku trauma dengan kejadian tersebut.Innama yang berprofesi sebagai guru SD Negeri Wamena menceritakan, dua pekan sebelum kerusuhan pecah, sudah ada isu-isu akan ada demo besar-besaran, namun tidak pernah terjadi.Baru pada Senin, 23 September 2019 terjadi demo besar-besaran. Saat itu Innama mengaku, paginya masih mengajar seperti biasa.Saat jam menunjukkan pukul 8 pagi, beberapa orangtua siswa datang menjemput anaknya satu persatu karena khawatir kondisi keamanan di Wamena yang kian memburuk.Innama bersama guru-guru lainnya juga menyadari kondisi ini setelah mendengar ada demo besar-besaran yang dilakukan massa berseragam putih abu-abu.  Ia pun mencoba menghubungi para orangtua siswa untuk menjemput anak-anaknya."Kita sendiri terjebak di sekolahan. Ada 30 siswa dan 8 guru. Di situ kita terjebak di sekolah sendiri, Jam 09.30 WIT pastinya yah, itu massa dari PGRI lari ke SMA Negeri," katanya.

Perusuh Serang Sekolah

Innama mengatakan, saat itu SMA Negeri Wamena hancur dilempar batu. Disebutkan, yang pertama diserang massa adalah sekolah-sekolah dulu. Menurutnya, massa yang menyerang berseragam putih abu-abu tapi diduga bukan siswa."SD Negeri pun diserang saat itu. Saya sendiri sama anak-anak siswa sembunyi di kelas paling ujung. Satpam ada di luar. Yang ada di dalam disuruh keluar (oleh perusuh).  Akhirnya ada pak pendeta asli Wamena jemput anaknya di sekolah. Nah pak pendeta itulah yang menghadang mereka (massa perusuh)," kata Innama yang sudah tinggal di Wamena sejak 2011.Pendeta itu berupaya menghalau massa perusuh yang ingin merusak SD Negeri Wamena."Sudah, disini tidak ada-apa. Tidak ada orang. Kau pergi sana," kata Innama menirukan omongan pendeta itu kepada perusuh.Para perusuh kemudian lari sambil mendekati sebuah kios didekatnya untuk dibakar. Lagi-lagi pendeta itu mencegah massa untuk membakar kios."Jangan kau bakar, kalau kau butuh makan ambil," kata Innama yang kembali menirukan omongan pendeta kepada perusuh.

MInta Dievakuasi 

Setelah gedung-gedung pemerintahan dan perkantoran dibakar massa, Innama yang masih terjebak bersama guru dan puluhan anak di SD Negeri Wamena meminta evakuasi dari aparat."Saya pikir itu mobil Polres mau evakuasi sudah ada di depan sekolahan. Ternyata kita keluar, kita disuruh lari," katanya lagi.Innama bersama guru dan puluhan siswa terpaksa lari di bawah tembakan gas air mata polisi dan lemparan batu dan panah dari perusuh. Saat mobil evakuasi datang, guru dan para siswa langsung masuk ke dalam."Akhirnya mobil datang, kita masuk sambil tindih-tindih, yang penting kita masuk. Akhirnya kita sampai di Polres terus diungsikan ke Kodim. Saya tidak pulang sama sekali. Semua sudah penuh (pengungsi)," tambah Innama.Innama baru dapat dievakuasi keluar Wamena pada hari Jumat atau empat hari pasca kerusuhan.  Saat ditanya, apakah ingin kembali ke Wamena, ibu yang memiliki tiga anak ini mengaku masih trauma. Apalagi rumahnya sudah habis dijarah massa. Ika Nurulia I Mojokerto, Jawa Timur