Meski telah ditawar Rp70 juta, sapi jantan jenis peranakan ongole (PO) dengan berat satu ton milik Kadiyanto, tak mau dilepas. Pemilik sapi ini adalah Kadiyanto warga Dusun Plesung, Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah. Sejak masih muda sapi tersebut telah menunjukkan ciri-ciri sebagai sapi unggulan.
newsplus.antvklik.com
- Ada beberapa lokasi peternakan sapi unggulan jenis peranakan ongole (PO) di Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah. Jelang Idul Adha pemeriksaan sapi oleh petugas kesehatan Dinas Peternakan dilakukan. Pemeriksaan dilaksanakan untuk mengetahui kesehatan sapi jelang Idul Adha.Tak ketinggalan salah satu sapi unggulan yang memiliki bobot satu ton. Tinggi sapi yang berumur lima tahun itu bahkan hampir mencapai dua meter. Sesuai dengan perawakannya yang tinggi besar, sapi tersebut oleh Kadiyanto diberi nama Bima Sena.[caption id="attachment_218173" align="alignnone" width="300"] ![sapi ongole 1]()
Sapi peranakan ongole (PO) tingginya hampir dua meter (Foto: Wahyu Kurniawan)[/caption]Menjelang Idul Adha tahun ini, sapi berukuran jumbo itu menjadi incaran untuk dibeli sebagai hewan qurban. Bahkan ada salah seorang pedagang yang berani menawar sapi tersebut dengan harga Rp70 juta, namun demikian Kadiyanto tidak melepas sapi kesayangannya itu.Pengalaman ditawar bukanlah kali pertama, sebelumnya sapi milik Kadiyanto ditawar saat baru berumur tujuh bulan dengan harga Rp25 juta. Lantaran sapi tersebut merupakan calon pejantan tangguh, sang pemilik enggan menjualnya dan akhirnya sapi itu pun tumbuh besar hingga sekarang.“Sudah ditawar orang dari Cilacap Rp70 juta, tapi sama anak saya nggak boleh, waktu umur dua tahun juga sudah ditawar Rp55 juta, juga nggak boleh,“ kata Kadiyanto, pemilik sapi.Bagi Kadiyanto, memelihara sapi bukan sekadar sebagai profesi, melainkan juga hobby, maka tidak mengherankan jika dia memperlakukan sapi-sapi peliharaannya lebih dari sekadar binatang peliharaan.Hingga saat ini Kadiyanto memiliki tiga ekor sapi yang dipelihara bersama anaknya. Salah satu sapi peliharaannya sangat istimewa. Sapi milik Kadiyanto inilah yang kemudian terpilih mewakili Kebumen mengikuti kontes sapi tingkat provinsi.Selain itu, sapi tersebut cukup populer di kalangan para peternak sapi, utamanya di pesisir selatan Kebumen. Banyak peternak yang datang membawa calon indukan untuk dikawinkan dengan pejantan tangguh tersebut, dengan harapan dapat menghasilkan bibit unggul. |Wahyu Kurniawan | Kebumen | Jawa Tengah |
Sapi peranakan ongole (PO) tingginya hampir dua meter (Foto: Wahyu Kurniawan)[/caption]Menjelang Idul Adha tahun ini, sapi berukuran jumbo itu menjadi incaran untuk dibeli sebagai hewan qurban. Bahkan ada salah seorang pedagang yang berani menawar sapi tersebut dengan harga Rp70 juta, namun demikian Kadiyanto tidak melepas sapi kesayangannya itu.Pengalaman ditawar bukanlah kali pertama, sebelumnya sapi milik Kadiyanto ditawar saat baru berumur tujuh bulan dengan harga Rp25 juta. Lantaran sapi tersebut merupakan calon pejantan tangguh, sang pemilik enggan menjualnya dan akhirnya sapi itu pun tumbuh besar hingga sekarang.“Sudah ditawar orang dari Cilacap Rp70 juta, tapi sama anak saya nggak boleh, waktu umur dua tahun juga sudah ditawar Rp55 juta, juga nggak boleh,“ kata Kadiyanto, pemilik sapi.Bagi Kadiyanto, memelihara sapi bukan sekadar sebagai profesi, melainkan juga hobby, maka tidak mengherankan jika dia memperlakukan sapi-sapi peliharaannya lebih dari sekadar binatang peliharaan.Hingga saat ini Kadiyanto memiliki tiga ekor sapi yang dipelihara bersama anaknya. Salah satu sapi peliharaannya sangat istimewa. Sapi milik Kadiyanto inilah yang kemudian terpilih mewakili Kebumen mengikuti kontes sapi tingkat provinsi.Selain itu, sapi tersebut cukup populer di kalangan para peternak sapi, utamanya di pesisir selatan Kebumen. Banyak peternak yang datang membawa calon indukan untuk dikawinkan dengan pejantan tangguh tersebut, dengan harapan dapat menghasilkan bibit unggul. |Wahyu Kurniawan | Kebumen | Jawa Tengah |
Baca Juga :
