Daun Kawa, Minuman Tradisional Yang Menyimpan Sejarah Kelam

diana 1
diana 1 (Foto : )

Cara minum kopi dari daun kopi masih bisa ditemui di daerah BatuSangkar dan Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Sejarah Kawa Daun Yah, kawa daun menyimpan sejarah kelam pada maja penjajahan Belanda.

Tahun 1840, Gubernur Belanda, Gubernur Jenderal Van den Bosch ingin menerapkan tanam paksa untuk komiditi kopi di Ranah Minang. Ide ini muncul setelah keberhasilan penerapan tanam paksa di Tanah Jawa tahun 1830. Kala itu, Kopi adalah komoditi bernilai tinggi di Eropa.

Keuntungan yang yang diraup pemerintah Belanda sungguh luar biasa. Akibat harga yang tinggi, semua biji kopi harus diserahkan ke gudang kopi alias koffiepakhuis tanpa boleh tercecer sebijipun.

Malang bagi masyarakat kebanyakan. Mereka hanya boleh menanam saja tanpa boleh mencicipi rasa minuman kopi yang diolah dari bijinya. Untuk memenuhi keinginan minum kopi itulah masyarakat mengambil daun kopi kawa dan mengolahnya jadi minuman.

Penderitaan ini baru berakhir tahun 1908. ketika tanam paksa kopi diganti dengan penerapan belasting atau pajak. Rasa Kawa Daun Pastinya rasa daun kopi tidak sama dengan rasa kopi yang berasal dari biji kopi.

Sedikit kelat. Meskipun demikian masih tercium aroma kopi, meski minim. Masih sama dengan masa kompeni, minum kawa kopi harus dari batook kelapa. Rasa daun kawa kopi bercampur dengan kelapa menambah sensasi tersendiri.

Anda penasaran ingin mencobanya. Silahkan berlibur ke Sumatra Barat. Kedai kawa daun bertebaran di seantero negri, terutama daerah Batu Sangkar.