IOAC Wujud Komitmen PB PRSI Untuk Meningkatkan Pembinaan Cabor Akuatik

181118 ioac perenang
181118 ioac perenang (Foto : )
"Tentu ini jadi lebih bagus, karena event ini kualitasnya jadi meningkat. Dengan ikut sertanya perenang asing kita bisa mengukur kemampuan. Tentu untuk para perenang muda banyak ilmu yang bisa diapat jika melawan senior," ucap Siman.
Hal senada diungkapkan Suroyo, Competion Manager 2nd IOAC 2018 , yang menjelaskan event ini merupakan langkah maju untuk pembinaan di usia dini. Event KRAPSI tetap dilombakan untuk kelompok umur dengan sistem time final. Tiap juara kelompok umur ditetapkan berdasarkan waktu tercepat.“Selanjutnya ada grand final bagi mereka yang masuk 16 besar dengan waktu tercepat. Ini open (terbuka-red) tidak dibatasi oleh kelompok umur (KU). Peringkat 1-8 masuk Final-A, sedangkan peringkat 9-16 disebut final B. Juara ditetapkan bagi mereka yang mencapai peringkat 1, 2 dan 3 dari final A . Sistem ini akan mendorong dan memberikan motivasi yang lebih baik bagi perenang untuk berkompetisi,” papar Suroyo.Di tempat terpisah, pemilik klub renang Pari Sakti, Akbar Nasution menjelaskan mengenai pengembangan KRAPSI menjadi IOAC. Akbar mengatakan dari kacamata pembinaan prestasi olahraga renang di tanah air ini menjadi hal yang sangat baik dikarenakan bertambahnya penyelenggaraan pertandingan dengan level international yang dapat memberikan peningkatan kualitas berkompetisi antar para perenang lokal maupun perenang-perenang asing yang akan hadir dan ikut berkompetisi.“Seperti yang kita ketahui, sudah menjadi tradisi yang sangat lama, KRAPSI adalah satu-satunya ajang pertandingan akhir tahun dimana seluruh klub di Indonesia berlomba-lomba untuk menunjukan kekuatan pembinaannya. Hal ini tidak hanya mengangkat harkat dan martabat klub tapi juga memberikan nilai plus yang dapat digunakan untuk mendapat akses dukungan daerah dimana klub tersebut berasal,” tambah Akbar yang menjadi Venue Manajer 2nd IOAC 2018. *