Persija Menang, Bentrok Suporter Tak Bisa Dihadang

bentrok persija 2
bentrok persija 2 (Foto : )
bentrok suporter 3
Puluhan suporter pingsan terkena gas air mata
[/caption]Sebenarnya, pertandingan antara Persija Jakarta melawan PSIS Semarang dalam lanjutan Liga 1 Indonesia berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda akan bentrok. Namun saat pertandingan selesai dan dimenangkan Persija, tiba-tiba di sisi tribun Stadion Sultan Agung terlibat saling lempar antar kedua kubu.Suporter Persija berusaha merobohkan pagar pemisah. Upaya para suporter merusak pagar dicegah polisi. Bahkan Bambang Pamungkas yang mengenakan kostum nomor 20 pun memanjat pagar dan meminta supporter Persija mundur. Namun upaya tersebut gagal, karena pagar rusak dan ratusan supporter Persija berlari menuju arah kerumunan suporter PSIS Semarang.Untuk mencegah terjadinya tawuran massal, polisi menembakkan gas air mata. Massa dari kedua belah pihak lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Ribuan suporter turun ke lapangan menjauh dari asap gas air mata. Beberapa diantaranya pingsan dan dibawa ke ambulans.Setelah gas airmata ditembakkan, suasana mulai kondusif dan polisi berhasil membuat sekat dan memisahkan kedua kubu.Kapolres Bantul AKBP M Sahat Hasibuan mengatakan, bentrokan dipicu karena saling lempar botol minuman. Polisi berhasil mencegah bentrokan meluas yang bisa menimbulkan korban jiwa dengan tembakan gas air mata.  Namun puluhan penonton sesak nafas dan mata perih akibat terkena gas air mata.“Bentrokan berawal dari lemparan salah satu suporter dengan menggunakan botol minuman, kemudian terjadilah bentrokan antar suporter ini, “ kata Kapolres.Korban gas air mata yang pingsan langsung dimasukkan ke ambulans dan dibawa ke rumah sakit terdekat  untuk mendapatkan perawatan.Pertandingan antara Persija Jakarta sebagai tuan rumah melawan PSIS Semarang di Stadion Sultan Agung dimenangkan Persija Jakarta dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan Persija Jakarta dicetak oleh Nicko Simanjuntak pada menit ke 16. Laporan: Santosa Suparman dari Bantul, Yogyakarta