Hantu Handuk Putih Mengawali Petualangan ke Bromo

gunung bromo
gunung bromo (Foto : )
Gresek” bunyi itu berasal dari dapur Villa. Kontan, jantung saya berdetak kencang dan bulu kuduk merinding. Ingin sekali mata ini menoleh ke arah dapur, namun nyali kami yang penakut malah membuat keringat dingin mengucur. Tiba-tiba bayangan putih seperti melambai-lambai dari kamar mandi. Ahhh…
Gunung Bromo. Gunung tertinggi di pulau Jawa ini sudah masyur hingga ke mancanegara. Saya dan dua sahabat,, Dina dan Ita, tergoda menengok langsung indahnya Bromo yang begitu tersohor.Letak Bromo nan jauh di Jawa Timur membuat kami yang bekerja di Jakarta, harus jauh-jauh hari ajukan cuti. Tak peduli cuti kami disetujui bos atau tidak, pokoknya kami harus berangkat. Harus…Alhamdulillah. Dasar nasib baik, cuti kami disetujui.Dan pada hari-H, setibanya di Bandara Juanda, kami sudah ditunggu Pak Rahmat, sopir mobil travel yang siap mengantarkan kami ke penginapan villa Amanda Wonokitri.Di villa inilah cerita petualangan kami dimulai. Waktu itu sekitar pukul 22:00 WIB pun tiba di villa yang dikelilingi pohon jati besar. Usai mandi dengan air yang dinginnya seperti air es, kami bersiap tidur. Karena pukul 02.00 dinihari kami dijemput Pak Kandar untuk diantar menuju penajakan Bromo.Suasana sunyi, dan dingin membuat kantuk mengisyaratkan mata untuk segera terpejam. Namun, saat mata ingin terlelap, sayup – sayup bunyi lolongan anjing yang awalnya terdengar jauh, lama –lama terdengar mendekat.Anehnya tiap anjing itu berhenti melolong, berganti kucing meraung – raung bertengkar di samping kamar. Rasa kantuk yang sudah tak tertahan berubah menjadi kegelisahan.Cerita misteri tentang Gunung Bromo yang angker sempat membuat kami ciut nyali. Apalagi lolongan anjing malam hari dan suara kucing ngamuk, terus menusuk telinga menambah rasa takut makin jadi.[caption id="attachment_243866" align="alignnone" width="900"]
Aku,Ita & Dina[/caption]Apalagi kami sangat penakut. Tak berani tidur sendiri, akhirnya kami putuskan tidur bertiga di dalam satu kamar. Tetap saja rasa was-was diganggu mahluk halus penunggu gunung Bromo membuat mata sulit terpejam.Saya pun memutuskan untuk tidur di ruang tamu, dengan mengunakan karpet ruang tamu. Baru saja rebahan, tetiba Dina dan Ita ikutan tidur di ruang tamu. “Serem banget bunyi lolongan anjingnya,” kata Dina ketakutan. “Mending saya tidur di ruang tamu. Oya, lampu jangan dimatiin yah,” tambahnya lagi.Saat kami baru saja ingin rebahan, tiba- tiba, “ gresek ” bunyi itu berasal dari dapur villa. Kontan, jantungku berdetak kencang dan bulu kuduk merinding. Ingin sekali mata ini menoleh ke arah dapur, namun nyali kami yang penakut malah membuat keringat dingin makin mengucur.Tapi, rasa penasaran mengalahkan rasa takut. Ku langkahkan kakiku perlahan ke dapur dengan jantung dag dig dug. Sesampai di dapur aku tak melihat apa-apa. “Ah, sepertinya hanya perasaanku saja,” batinku sambil menarik nafas.Aku pun memutuskan untuk kembali ke ruang tamu. Begitu melangkah, tiba-tiba selarik bayangan putih melambai-lambai dari kamar mandi. Sontak kakiku lemas ketakutan bukan kepalang, keringat mengucur.Tapi aku nekat jalan menuju kamar mandi biar pun diliputi ketakutan luar biasa. Begitu aku masuk, aku hanya menemukan handuk putih yang tertiup angin.  Ah, lega rasanya. “Dasar penakut, semuanya selalu dikaitkan dengan mistik,” ujarku dalam hati.Aku pun kembali berusaha tidur. Namun sulit memejamkan mata. Bukan cuma aku, kami semua tidak bisa tidur. Hingga jam 01:30 WIB, kami benar –benar tak bisa memejamkan mata secuil pun.  (Baca juga Pesona Gunung Bromo Menyihir Jutaan Mata)