Satu Bakwan Mengandung 137 Kalori, Simak Tips Konsumsi Gorengan yang Sehat dan Rendah Kolesterol

Ilustrasi Bakwan
Ilustrasi Bakwan (Foto : Freepik)

AntvGorengan seperti bakwan sayur, tahu isi, singkong goreng, hingga pisang goreng selalu menggugah selera dan menjadi makanan favorit banyak orang. 

Namun, konsumsi gorengan yang berlebihan dapat berdampak pada kesehatan terutama kolesterol.

Menurut Spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, yang berbicara dalam program Hidup Sehat di tvOne pada tanggal 8 Juni 2023, konsumsi gorengan yang terlalu sering dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Terutama karena mayoritas minyak yang digunakan adalah minyak kelapa sawit yang mengandung lemak jenuh dan dapat menghasilkan lemak trans saat digoreng pada suhu tinggi.

"Makan gorengan misalnya 4 itu sama seperti makan sepiring nasi kalau dihitung. Belum lagi gorengan itu mayoritas minyak kelapa sawit minyak jenuh digoreng dipanaskan di suhu tinggi bisa timbulkan lemak trans yang bisa picu masalah kesehatan," ujar Juwalita.

Dr. Juwalita juga memaparkan kandungan kalori dalam beberapa jenis gorengan yang sering dikonsumsi, seperti tahu isi (134 kalori), risoles (96 kalori), bakwan (137 kalori), tempe mendoan (200 kalori), cireng (70 kalori), dan singkong goreng (40 kalori).

 

img_title
Ilustrasi Bakwan. (Foto: Freepik)

 

"Kalau misal makan gorengan 4 itu tahu isi bakwan tempe dan risoles ditambah semua hampir 500 kalori bisa makan 500 kalori nasi lauk sumber protein dan sayur bisa saja kurang dari 500 kalori," kata dia. 

Meski begitu mengonsumsi gorengan tetap bisa sehat, tapi harus dengan aturan tertentu, salah satunya dengan menggunakan minyak goreng yang tepat seperti minyak zaitun. Benarkah demikian? 

"Boleh saja, tapi kalau ganti pakai minyak zaitun kandung lemak tak jenuh harganya lumayan minyaknya. Mengurangi konsumsi lemak jenuh, tapi balik lagi berapa banyak jumlah konsumsinya. Menggoreng akan deepfried jumlah minyak banyak makanan tenggelam, saat itu minyak akan masuk ke makanan," kata dia.

Namun, untuk bisa tetap sehat dalam menikmati gorengan, Juwalita tetap memesankan agar masyarakat menghitung jumlah atau porsi yang dikonsumsi. 

"Sadar porsi, gorengan bisa jadi lauk digoreng. Porsi seharusnya seminimal saja, kalau satu menu satu saja yang digoreng. makan pagi goreng enggak ideal hanya boleh satu saja," tuturnya. 

"Trik kedua menggunakan tissue bersih memang tissue digunakan untuk makanan untuk keringkan minyak sehingga sedikit mengurangi minyak yang masuk," ia melanjutkan. 

Untuk penggunaan minyak, Juwalita mengungkap bahwa penggunaan minyak yang tepat adalah tidak lebih dari dua kali pemakaian. Serta teknik menggorengnya yang tepat. 

"Minyak yang dipakai ideal 1 pakai. Maksimal 2 kali. Ketika minyak sudah ada banyak buihnya warnanya lebih hitam tidak layak dipakai ada radikal bebas," ia menjelaskan.

"Kemudian ketika goreng masukkan di suhu panas, minyak nempel tidak terlalu banyak. ketika masuk makanan kecil sedikit biar matang ke dalam, baru angkat sehingga minyaknya tidak terlalu banyak nempel," ujar dr. Juwalita SurapsariM.GiziSp.GK.