Wisata Malam Yogyakarta: Menikmati Sendratari Gatotkaca di Kawasan Malioboro

Sendratari Gatotkaca karya Anter Asmorotedjo di Malioboro
Sendratari Gatotkaca karya Anter Asmorotedjo di Malioboro (Foto : Antvklik | Nuryanto/Yogyakarta)

kemudian para Kurawa lari tunggang langgang. Dewi Pergiwa pun bisa diselamatkan dan keduanya jatuh hati yang diakhiri adegan Gatotkaca - Pregiwa diantara mega-mega.

Adegan berikutnya, saat Gatotkaca mendatangi Resi Seta yang sedang duduk di tepi lautan. Resi Seta kemudian menyampaikan bahwa Gatotkaca telah belajar laku keutamaan.

Ia kini menjadi pemimpin bagi negeri dan seorang kesatria tangguh, patriot, yang begitu dibutuhkan keberadaannya.

"Suatu saat nanti engkau akan menjadi panglima dan akan menjadi benteng bagi negaramu Ngger !," kata Resi Seta kepada Gatotkaca.

Sementara itu di negeri ASTINA, terompet berkumandamg dan para prajurit telah siaga dengan senjata perang.

Patih Sengkuni, Duryudana, Durna, Dursasana bersama para Kurawa tengah mengatur strateti perang.

Sengkuni menyampaikan kepada Durna agar tentara menyerang di malam hari karena beberapa hari berperang namun selalu kalah, dan korban berjatuhan dari pihak Kurawa.

"Aku mulai putus asa, saatnya aku menjalankan keinginanku, Kakang Durna, prajurit Kurawa harus menyerang pada malam hari," kata Sengkuni kepada Durna.

 

img_title
Sendratari Gatotkaca karya Anter Asmorotedjo di Malioboro. (Foto: Antvklik | Nuryanto/Yogyakarta)

 

Namun strategi Patih Sengkuni dinilai menyalahi aturan perang, karena perang ini adalah perang agung.

"Didalam penyerangan, kita dan musuh harus mengetahui dan saling siaga. Itulah yang dinamakan perang secara kesatria. Bukan licik semacam ini," ungkap Durna.