Hari Gizi Nasional 2023, Masyarakat Diimbau Penuhi Kebutuhan Protein Anak Demi Cegah Stunting

Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM
Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM (Foto : Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

Antv – Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional pada hari ini, Rabu, 25 Januari 2023, masyarakat diharapkan dapat lebih memperhatikan asupan gizi anak, terutama pentingnya protein

Hal ini merupakan upaya untuk mendukung Indonesia bebas stunting, selaku gangguan gizi yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, untuk mencapai Generasi Emas 2045.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. 

Apabila dibiarkan, maka akan berdampak terhadap daya tahan tubuh anak. Anak akan lebih mudah infeksi, kesulitan dalam pembelajaran, gangguan tumbuh kembang, dan ke depannya dapat berisiko penyakit tidak menular.

img_title
Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM dalam acara Media Brief Hari Gizi Nasional bertajuk “Pentingnya Protein Untuk Cegah Stunting” mengatakan bahwa Indonesia bebas stunting dapat tercapai apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1000 hari pertama kehidupan anak.

Akan lebih baik lagi, jika hal tersebut diupayakan selama siklus kehidupan seseorang. Nutrisi adekuat diperlukan sejak awal kehamilan, menyusui, pemberian MPASI hingga anak berusia 2 tahun. 

“Nutrisi yang adekuat artinya harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein. Jika pemenuhan energi seseorang cukup tetapi jumlah protein tidak memadai, tentu akan mengganggu pembentukan sel-sel yang sehat. Demikian pula bila terjadi defisiensi unsur nutrisi lain. Makanan sumber protein akan menyediakan asam amino bagi tubuh kita,” jelas dr. Marya dalam agenda media brief Hari Gizi Nasional yang diadakan Kalbe pada Rabu, 25 Januari 2023. 

img_title
Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

Protein dari makanan sehari-hari bisa didapatkan dari sumber hewani dan nabati. Contoh protein hewani adalah putih telur, ikan, ayam, daging merah, hingga susu. 

Sementara itu sumber protein nabati dapat diperoleh dari tahu, tempe, maupun kacang-kacangan. Semua sumber protein bermanfaat baik bagi tubuh manusia.

“Protein hewani membantu pembentukan otot, menjaga massa otot, lebih mudah dicerna. Walaupun demikian, beberapa protein nabati dari soy (kedelai) juga mudah dicerna seperti protein hewani. Tentunya pemenuhan sumber protein ini tetap sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh seseorang agar mencapai kesehatan yang optimal terutama buat anak untuk pertumbuhan dan perkembangan,” ungkap dr. Marya.

Di sisi lain, dr. Marya mengatakan, pada kondisi tertentu seseorang tidak dapat mengonsumsi protein hewani, misalnya alergi atau pola makan vegetarian.Hal ini bukan menjadi kendala, asalkan tubuh masih mendapatkan suplai nutrisi yang baik, termasuk protein. 

 

img_title
Dokter Spesialis Gizi, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

Ia menyarankan, anak pada kondisi tersebut harus mengonsumsi beragam sumber protein nabati agar tetap bisa memenuhi kecukupan nutrisi tubuh, dan tetap rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas terdekat.

“Jika seseorang membutuhkan susu tetapi terdapat kondisi alergi protein susu sapi atau mengalami laktosa intolerans, maka alternatifnya adalah mengganti dengan susu soya, dan lebih baik lagi jika mengandung soy isolate protein. Jangan lupa tetap mengombinasikan sumber protein nabati lainnya atau bersama sumber protein hewani (jika tidak alergi), agar memperoleh variasi asupan protein dan zat gizi lain,” papar dr. Marya.