Ustazah Disawer saat Ngaji, Ini Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya
Buya Yahya (Foto : berbagai sumber)

Antv – Masyarakat geram atas tindakan sejumlah orang yang menyawer ustazah yang sedang mengaji. Lalu, bagaimana tanggapan Buya Yahya sendiri? 

Sebagai informasi, korban dari kejadian ini adalah Ustazah Hj Nadia Hawasyi. 

Tindakan ini diprotes oleh banyak orang. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari bidang Dakway dan Ukhuway, Cholil Nafis pun mengecam tindakan ini.

Dilansir dari VIVA, Cholil menyampaikan bahwa menyawer uang adalah tindakan yang tak sopan. Apalagi, salah seorang pelaku ada yang menyelipkan uangnya langsung pada jilbab sang ustazah.

“Nyawer dg cara menyelipkan ke krudung qoriah yg bukan mahromnya adlh haram. Selain itu juga tak sopan,” tegas Kiai Cholil, dilansir dari akun Instagramnya @chililnafis. 

Cholil pun telah menghubungi MUI di daerah tempat peristiwa itu terjadi. Mereka mengatakan bahwa memberi uang pada qori yang sedang mengaji adalah tradisi.

Namun, Cholil tetap mengecam hal ini. Ia mengatakan bahwa daerah dan pelaku penyaweran itu pun akan mendapat binaan dari ulama setempat.

Kejadian memprihatinkan ini menjadi perhatian banyak orang hingga akhirnya turut dibahas oleh Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Buya Yahya salut kepada orang-orang yang sadar dan peka akan kurangnya akhlak dalam kejadian ini. Namun, menurutnya hal ini tetap harus ditindaklanjuti.

Sudah semestinya orang-orang peka pada masalah seperti ini. Namun, alangkah baiknya untuk mengambil tindakan serius, seperti dilakukannya kebijakan dalam menilai.

img_title
Buya Yahya. (Foto: YouTube Al-Bahjah TV)

Pasalnya, akan timbul masalah jika manusia sama sekali tak peduli dengan masalah akhlak seperti ini. 

Lalu, bagaimana cara kita untuk menghadapi itu semua? 

Dalam segala hal, manusia tak sepatutnya menutup mata pada nilai-nilai yang positif. Jika ada hal yang negatif, maka hilangkanlah hal tersebut.

“Tapi, kalau kita langsung pangkas semuanya (negatif dan positif), itu menjadi tidak bijak,” kata Buya Yahya. 

Setelahnya, Buya Yahya membahas budaya sawer yang menjadi inti permasalahan ini. 

img_title
Buya Yahya. (Foto: YouTube Al-Bahjah TV)

Sisi positif dari sawer adalah aksi bersedekah. Pelakunya membagi-bagi rezeki pada orang lain. Itu adalah nilai kebaikan.

Buya Yahya bahkan menyarankan agar orang-orang yang suka melakukan sawer tidak menghentikan kegiatan mereka. Namun, caranya tetap harus diubah. 

Jangan sampai niat baik untuk bersedekah dan mendapat pahala malah dilakukan dengan cara kurang tepat yang merendahkan orang tersebut. 

“Anda harus bersedekah dengan cara lebih hebat lagi. Bagaimana menghormati orang yang diberi,” ucap Buya Yahya.

Bersedekahlah dengan cara dan dalam situasi yang baik. Tak semua orang merasa senang hati saat menerima sedekah. Pasalnya, ada sebagian orang yang merasa direndahkan saat diberikan duit secara terang-terangan di depan umum. 

Dalam kasus saweran pada ustazah ini, bersedekah atau memberi hadiah secara sembunyi-sembunyi jauh lebih terhormat daripada disawer di depan umum, terlebih saat masih melantunkan ayat suci Al-Quran.