Saul Canelo Alvarez vs Jermell Charlo, Kejuaraan Dunia Sejati Super Middleweight, Duh, Anti Kilmaks!

Saul Canelo Alvarez vs Jermell Charlo, Kejuaraan Dunia Sejati Super Middleweight, Duh, Anti Kilmak!
Saul Canelo Alvarez vs Jermell Charlo, Kejuaraan Dunia Sejati Super Middleweight, Duh, Anti Kilmak! (Foto : Tangkap Layar)

Oleh:
M. Nigara
Wartawan Tinju Senior
Komentator Tinju tvone

Antv - GEGAP gempita sebelum laga perebutan gelar juara dunia sejati Super Middelweight, berakhir dengan anti klimaks. Baik Saul Canelo Alvarez, sang juara bertahan, maupun Jermell Iron Man Charlo penantang, tidak tampil maksimal.

Sekitar 20.000 penonton yang menyaksikan langsung  Sabtu malam (30/9/23) waktu T. Mobile Arena, Las Vegas, Nevada atau jutaan pasang mata yang menyaksikan lewat layar Showtime  PPV, termasuk di Indonesia melalui layar tvOne, Ahad pagi (1/10/23), tidak puas. Apa yang sebelumnya diprediksi oleh banyak pihak, termasuk para legenda tinju dan pelatih, tidak terjadi.

Canelo sang juara, tidak mampu membuka pertahanan Charlo. Meski Charlo sempat knock down di ronde ke-7, itu tidak melukiskan gempuran berat. Charlo sendiri yang memiliki andalan hook kiri tajam, hanya mampu melesat empat kali, dan seluruhnya tidak mendarat di sasaran.

Tak heran jika ketiga juri, Max DeLuca  118-109,  David Sutherland 118-109, dan Steve Weisfeld 119-108 memberikan kemenangan untuk Canelo. Saya sendiri memberi 119-113 juga untuk Canelo.

Laga anti klimak ini mengingatkan kita pada laga Oscar De La Hoya vs Felik Trinidad (10/9/1999). Saat itu keduanya adalah para jagoan yang sedang top-topnya. Keduanya seperti menjadi pelapis dari ketenaran Julio Cesar Chaves dan Mike Tyson yang mulai memudar.

Lebih dari satu bulan gempita pra-laga memenuhi belantara berita tinju. Semua sisi dikupas tuntas. Segala sisi dibedah. Tak heran HBO-PPV dibeli 1,4 juta sambungan dan menghasilkan 64-70 juta USD dan dari tiket, laga itu memperoleh 12,9 juta.

Namun saat laga, segala kecewa tumpah. Dua-duanya tidak segarang di laga-laga sebelumnya. De La Hoya yang biasa agresif, justru tampil dengan delay. Sedangkan Trinidad yang biasanya counter-pouncher, ya tak menyerang jika tidak diserang.

Terkait itu, kabarnya De La Hoya memperoleh kontrak dari produsen barang tertentu. Ia tidak bisa menunda shooting iklan dan sebagainya. Ia juga tak bisa menunda laga itu. Akibatnya, ia harus mampu menjaga penampilan agar kontrak non boxing bisa berjalan.

Rasa kecewa seluruh penggemar.Oscar dan Trinidad.segera ditindaklanjuti dengan mengumumlan laga remach. Harapan untuk menyaksikan perang bintang di Wlter WBC/IBF kembali terbuka. Sayang hingga keduanya pensiun, laga ulang tidak pernah terjadi.

Remach?

Serupa dengan kekecewaan penggila Oscar dan Trinidad, para 'penganut' Canelo dan Charlo yang kecewa dengan hasil laga, tampaknya juga menuntut hal serupa. Namun persoalannya dalam kontrak laga, partai ulang hanya terjadi jika Canelo kalah.

Tapi, tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia tinju pro, apalagi jika partai itu jelas-jelas menarik dan bisa menghasilkan pundi puluhan juta dolar. Canelo sendiri pernah melakukan trilogi (tiga pertemuan) dengan Gennady Golovkin, dan Pacquiao melakukan tetralogi (empat pertemuan) dengan Juan Manuel Marquez.

Sementara itu, meski kalah Charlo tidak kehilangan gelarnya juara sejati kelas Super Welterweight/ Junior Middleweight. Selain itu ada Tim Tszyu, juara sementara junior Middleweight versi WBO yang sudah menununggunya. Charlo sendiri tidak mungkin bisa menghindar lagi.

Jadi, apa yang akan terjadi, kita tunggu saja.