Abid Pradipta, Jadi Peserta Termuda L'Etape Tour de France Didikan ISSI dan SCC Sumbawa

Abid Pradipta, Jadi Peserta Termuda L'Etape Tour de France
Abid Pradipta, Jadi Peserta Termuda L'Etape Tour de France (Foto : antvklik-Irwansyah)

Antv – Ajang Lomba sepeda bergengsi, Internasional L'Etape Indonesia by Tour De France 2023, 141 kilometer diramaikan oleh 120 peserta dari berbagai negara.

Dari ratusan peserta bersepeda kelas Internasional ini, Abid Pradipta Suardi, asal Sumbawa, adalah salah satu peserta termuda di antara ratusan peserta tersebut.

Abid Pradipta Suardi berasal dari Dusun Rinjani, Desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas, yang masih berusia 14 Tahun dan saat ini duduk di bangku kelas VIII sekolah menengah pertama.

Abid, demikian ia akrab dipanggil, adalah peserta termuda dan mampu bersaing dengan peserta senior lainnya hingga mencapai garis finish di urutan ke-20 dengan catatan waktu 4 jam 44 menit.

"Alhamdulillah, tidak pernah saya bayangkan,  bisa ikut event kelas dunia dan event bersepeda paling bergengsi ini. Akan tetapi bersepeda memang sudah menjadi hoby saya dan saya bertekad meraih yang terbaik di dunia olah raga yang satu ini," kata Abid Pradipta, Selasa (30/05/2023).

Dikatakan, berbagai persiapan telah ia lakukan  sebelum mengikuti event ini, baik melalui Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau ISSI Kabupaten Sumbawa dan dari kegiatan rutin yang ia lakukan di Club Sepeda Sumbawa Cycling Club atau SCC.

"Sebelum ikut etape ini, saya telah melakukan pesiapan. Minimal latihan 30 menit sampai 1 jam secara rutin bersama pelatih saya di ISSI Sumbawa. Salah satunya bersepeda dari  Sumbawa - taliwang - Sumbawa dengan jarak tempuh sejauh 240 kimoter," kata anak ke-2 dari 3 bersaudara ini.

Siswa Kelas VIII, SMPN 01 Labuan Badas ini, menuturkan, selain latihan rutin dengan ISSI, ia juga hampir setiap hari melakukan latihan ringan bersama teman temam sesama penggila sepeda dan bersama club sepedanya yakni SCC dengan berkeliling kota Sumbawa Besar dan beberapa rute lainnya.

"Biasanya setiap hari setelah selesaintugas sekolah, saya tetap latihan rutin. Kadang saya bersama teman teman. Kadang ikut gowes bersama SCC," kata anak dari pasanga Agus Suardi dan Sri Ernawati ini.

Pemilik nomor dada 2171 ini, mencetitakan, tidak ada kendala selama mengikuti LE'Tape Indonesia yang di lepas oleh Gubernur NTB di Sirkuit Mandalika tersebut.

Menurutnya hanya ada sedikit kesulitan saat mengejar peserta lainnya yakni di Tanjakan Torok, Lombok Tengah, yang merupakan tanjakan terjal dan panjang.

"Hanya di tanjakan Torok, aja yang agak sulit. Disitu saya sedikit lamban, saya juga tidak ingin menghabiskan tenaga saya karena perjalanan menuju garis finish masih jauh. Tapi alhamdulillah tidak ada kendala, semuanya lancar," ungkap pelajar kelahiran 23 Februari 2009 ini.

Abid Pradipta merupakan salah satu atlet sepeda binaan ISSI Kabupaten Sumbawa yang diketuai, H. Yudi patria Negara ST,  MM

"Memang harus diakui Abid, berada diatas rata rata dan anaknya sangat disiplin ini kunci sukses," ujar H. Yudi Partia Negara ST, MM., Ketua ISSI,  Kabupaten Sumbawa.

Menurut Kabag Pembangunan Setda Kabupaten Sumbawa ini, untuk latihan yang diberikan kepada Abid yaitu jenis latihan endurance melintasi trek tanjakan dan turunan.

"Biasanya para atlet ISSI uphill ke Simpang Kelungkung naik-turun 3 sampai 4 kali untuk atlet putera dan 2-3 kali untuk atlet putri," katanya.

Latihan yang diberikan kepada Abid dan teman teman sesama atlet sepeda, hanya trek trek pendek karena alasan keamanan namun dibiasakan dengan kondisi cuaca ekstrem untuk ketahanan fisik dan kekuatan.

"Kita jarang longtrip karena alasan safety di jalan, jadi disiasati dengan latihn di jalan Samota. Jembatan Samota I sampai Jembatan Samota II,  3 sampai 4 kali. Waktu latihan menyesuaikan dengan waktu lomba, jadi tidak melulu pagi hari. Dibiasakan dengan cuaca pada siang hari mulai jam 13.00 wita sehingga atlet kita terutama Abid, jadi terbiasa dengam longtrip dan cuaca panas," ujar Ketua ISSI.

Ditambahkan, walaupun di Porprov kemarin Abid harus puas dengan peroleh Perunggu saja, karena sudah diketahui potensinya oleh atlet atlet dari daerah lain sehingga Abid harus dikawal cukup ketat.

"Kita cukup kesulitan mengembangkan atlet ISSI di Sumbawa, karena faktor keterbatasan pelatih dan anggaran. Sehingga latihan pun dengan alat seadanya," tandasnya.