Jemaah Haji Diminta Menjaga Perilaku Hidup Sehat dan Bersih

Jemaah Haji Diminta Menjaga Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
Jemaah Haji Diminta Menjaga Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (Foto : )
www.antvklik.com
- Satu hal baru pada pelaksanaan haji tahun ini adalah terbitnya Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKHJ). KKJH hadir menggantikan buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH). KKJH telah diujicobakan tahun lalu untuk wilayah Jawa Barat, dan dinilai terbukti efektif.Sebelum ada KKJH, jemaah dibekali dengan BKJH berbentuk sebuah buku. Hasil resume kesehatan jemaah ditulis dalam BKJH. Buku dipegang perorangan jadi yang tahu hanya satu orang saja.Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi Melzan Dharmayuli mengatakan bahwa KKJH lebih efisien karena datanya di-entry ke dalam Siskohatkes yang bisa diakses di mana pun.KKJH dilengkapi dengan QR code dan barcode, sehingga ketika di-scan dengan aplikasi siskohat mobile maka datanya dapat dilihat di mana pun dan kapan pun."Jemaah pun juga dapat tahu bagaimana riwayat pemeriksaan mereka sehingga mereka lebih sadar di awal dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehatnya," ujar Melzan.[caption id="attachment_124074" align="alignnone" width="644"]
Jemaah Haji Diminta Menjaga Perilaku Hidup Sehat dan BersihJemaah Haji Diminta Menjaga Perilaku Hidup Sehat dan Bersih [/caption]Jemaah bisa melihat status kesehatannya di aplikasi siskohat mobile dengan scan. Mereka tidak perlu repot-repot membawa buku. Bagi petugas bisa akses di mana pun untuk jemaah haji yang berbeda."Misalnya TKHI kloter dari Surabaya bisa memberikan pelayanan untuk kloter dari Lombok. Petugas selanjutnya bisa entry langsung sehingga lebih fleksibel dan efisien dan lebih praktis," kata Melzan.Di KKJH juga ada ICV atau sertifikat suntik meningitis yang dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, kebangsaan. ICV ini akan dilegalisasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan.ICV merupakan syarat mutlak dari pemerintah Arab Saudi bagi warga negara lain yang akan masuk ke wilayah Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk melindungi jemaah dari tertular meningitis.KKJH sudah terintegrasi antara kartu kesehatan jemaah haji Indonesia dan siskohatkes."Data Siskohatkes menjadi penting untuk kami tim kesehatan yang ada di lapangan untuk menentukan bentuk penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan jemaah," kata Koordinator Lapangan dari Tim Promotif Preventif, Ikhsan, di Madinah.Menurut Ikhsan, data-data tersebut dapat digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah menjadi pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada jemaah. Data siskohatkes juga dapat digunakan oleh tim kesehatan lainnya seperti PPIH dan TKHI.Sementara itu, berdasarkan data kesehatan hingga 25 Juli 2018, Tim Gerak Cepat telah melakukan deteksi dini untuk 79 kasus, terbanyak adalah dehidrasi dan kelelahan.Selain itu telah melakukan tindakan kegawatdaruratan (emergency response) sebanyak 82 kasus. Untuk kasusnya bervariasi seperti dehidrasi sedang-berat, heat stroke, penurunan kesadaran, serangan jantung, dan stroke akut. Tim Gerak Cepat juga sering menemukan kasus seperti gangguan pencernaan mual muntah, nyeri ulu hati hebat, gangguan pernapasan sesak napas ataupun masalah jantung.“Tim Gerak Cepat telah merujuk 4 pasien ke RS Arab Saudi dengan kasus heat stroke, patah tulang akibat jatuh dan infeksi.Jemaah haji terutama jemaah haji yang mempunyai penyakit menahun diimbau untuk membawa obat-obatannya dan meminumnya secara teratur. Laporan Ihsan Salam dari Arab Saudi