Catatan Ilham Bintang: In Memoriam Nano Riantiarno, "Naskahnya Akan Saya Tulis di Tempat Lain"

In Memoriam Nano Riantiarno, Naskahnya Akan Saya Tulis di Tempat Lain
In Memoriam Nano Riantiarno, Naskahnya Akan Saya Tulis di Tempat Lain (Foto : Istimewa)

Nano sendiri sudah  aktif di teater sejak 1965 di kota kelahirannya. Setamat SMA tahun 1967, ia melanjutkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta, kemudian pada 1971 masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta. Tahun 1968 Nano bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater Populer di tahun itu. Pada 1 Maret 1977, dia mendirikan Teater Koma, sangat produktif di Indonesia saat ini. Ratusan naskah telah dipentaskan untuk panggung dan televisi.

Film layar lebar karya  perdananya CEMENG 2005 (The Last Primadona), 1995, diproduksi oleh Dewan Film Nasional Indonesia. Nano sendiri menulis sebagian besar karya panggungnya, seperti " Rumah Kertas", " Pialang Segitiga Emas", “Trilogi Opera Kecoa”, dan “Opera Primadonna”, dan banyak lagi.

Teater Koma  juga pernah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia, antara lain; Woyzeck karya George Buchner,The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht, The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brech, The Comedy of Errors dan Romeo Juliet karya William Shakespeare, Women in Parliament karya Aristophanes, Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog karya Moliere.

Langganan pencekalan 

Sebagai seniman perjalanan karir Nano tidak seluruhnya mulus.Ia pernah menghadapi interogasi, pencekalan dan pelarangan, kecurigaan serta ancaman bom, ketika akan mementaskan pertunjukannya, tetapi semua itu dihadapi sebagai sebuah dinamika perjalanan hidup. Beberapa karyanya bersama Teater Koma, batal pentas karena masalah perizinan dengan pihak yang berwajib. Antara lain: Maaf.Maaf.Maaf. (1978), Sampek Engtay (1989) di Medan, Sumatra Utara, Suksesi, dan Opera Kecoa (1990), keduanya di Jakarta.

Akibat pelarangan itu, rencana pementasan Opera Kecoa di empat kota di Jepang (Tokyo, Osaka, Fukuoka, Hiroshima), 1991, urung digelar karena alasan serupa. Opera Kecoa, pada Juli-Agustus 1992, dipanggungkan oleh Belvoir Theatre, salah satu grup teater garda depan di Sydney, Australia.

Saat ini jenasah mendiang disemayamkan di Rumah Duka: Sanggar Teater Koma, Jl. Cempaka Raya No. 15, Bintaro, Jakarta Selatan. Rencana pemakamannya Sabtu, (21/1/2023) siang di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor.